Media publikasi tulisan-tulisan unik, menarik dan menginspirasi

Kabupaten Agam

Ibu kota dari Kabupaten Agam adalah Lubuk Basung, sebuah kota berstatus kecamatan.

Carito Lapau, Episode 1 : BASAMO MEMBANGUN SUMBAR MADANI

"Ah biaso sajo itu. Dulu paresiden nan kini ko takah itu juo. Indak salasai jadi gubernur, baru duo tahun, alah mancalon presiden", kato si Buyuang Mada.

Omerta, Justice Collaborator dan Mar Yanto

Sehebat-sehebatnya pelaku kejahatan pasti ada jejak/bukti yang tercecer sebagai titik awal penelusuran jejak sehingga mengarah kepada pelaku

Murid-Murid Nyiak Ajuik

Menurut kabar angin, beliau memiliki kemampuan supranatural. Banyak yang percaya bahwa beliau mampu menangkal hujan, ada juga yang meyakini beliau memiliki ilmu pamikek. Bukan ilmu memikat balam atau barabah, tetapi ilmu memikat lawan jenis. Selain ilmu gaib itu, Nyiak Ajuik juga memiliki keahlian dalam ilmu teknik.

Puti Ransani Turun dari Khayangan

Puti Ransani merasa rindu ingin kembali ke Kampung kelahirannya di Maninjau. Banyak hal yang membuat ingin segera pulang

Sengkuni diantara Kabil dan Maharaja Negeri Tumasik


Dalam cerita Wayang Mahabarata,  Sengkuni adalah Mahapatih sekaligus merangkap penasehat Raja di Kerajaan Astina yang dikuasai keluarga Kurawa. Patih Sengkuni terkenal dengan prinsip hidupnya yang ekstrem “biarlah orang lain menderita yang penting hidupnya bahagia” Dengan prinsip hidup seperti itulah Sengkuni menjalani karirnya yang munafik, licin, licik, culas, hasut, penuh tipu muslihat.
Sengkuni mempunyai perfomance yang sangat mempesona, pintar dan berpendidikan tinggi sehingga sangat lihai mengumpulkan masa. Dia mempunyai beragam ilmu mulai dari ilmu supaya mendapat simpati yaitu Pamanih, Pakasiah, dan juga ilmu kebal seperti  Ilmu Basipakak, dan Basibanak.
Tokoh Sengkuni dengan Ilmu Pamanih dan Pakasiahnya serta ilmu kebalnya adalah model atau gambaran kemunafikan, keserakahan, arogansi, dan keangkaramurkaan. Sejak zaman dahulu kala sampai saat ini manusia-manusia berkarakter Sengkuni akan selalu ada dilingkaran penguasa.  Anas Urbaningrum dan Amien Rais pernah mengatakan bahwa ada Sengkuni dilingkaran kekuasaan.
Dalam sebuah cerita rakyat pada abad ke 14 yang melegenda mengenai keberadaan Batu Berantai atau Batu Rantai, gugusan karang yang berada di perairan antara Pulau Belakang Padang dan Pulau Sambu, Kepulauan Riau, keberadaan Sengkuni juga terlihat jelas. Andai Sengkuni itu tidak ada maka seorang Budak yang bernama Kabil tidak akan ditenggelamkan hidup-hidup oleh Maharaja Tumasik. Padahal Kabil telah memberikan saran kepada Maharaja dan sarannya itu lah yang menyelamatkan Negeri Tumasik.
*
Suatu waktu dahulu kala, Negeri Tumasik (Singapura) mendapatkan musibah. Secara tak terduga, ratusan ribu ikan todak (swordfish) datang menyerang masyarakat.
Tidak hanya mereka yang tinggal di pantai, warga yang tinggal di daerah pedalaman pun tak luput dari serangan ikan berparuh panjang yang runcing lagi tajam itu. Banyak rakyat yang menjadi korban keganasan ikan todak.
Mendapati keganasan ikan todak, Paduka Seri Maharaja lantas memerintahkan agar rakyat berpagar betis untuk menghadapi serangan ikan todak. Namun, usaha itu pun tidak membuahkan hasil. Ikan-ikan todak terus mengamuk dan meningkatkan serangan hingga kian banyak rakyat yang menjadi korban.
Dalam keadaan bingung dan resah, seorang anak lelaki kecil datang menghadap Paduka Seri Maharaja dan dengan lantang berujar, "Ampun Baginda Raja, sia-sia saja rakyat Paduka minta berpagar betis. Semua itu tidak akan dapat menghentikan serangan ikan-ikan todak. Sebaliknya, rakyat akan semakin banyak menjadi korban.
Paduka Seri Maharaja amat murka mendengar ucapan si anak lelaki bernama Kabil tersebut. "Engkau pikir siapa engkau ini, hei budak, hingga berani-beraninya engkau memberikan nasihat kepadaku?"
Lantas anak kecil itu menjawab, "Hamba ini seorang budak (anak) yang seharian mencari ikan, Baginda Raja. Hamba sangat mengenal perilaku ikan todak itu. Serangan ikan todak tidak akan dapat dihentikan dengan betis manusia. Hanya dengan batang-batang pisang saja ikan-ikan todak itu dapat dilumpuhkan."
Meski sebenarnya sangat jengkel dengan keberadaan Kabil, akhirnya Paduka Seri Maharaja menuruti saran bocah itu. Ia tidak mempunyai pilihan Iain. Ia lantas memerintahkan pemagaran daerah Tumasik dengan batang-batang pisang.
Segenap rakyat bersatu-padu memagar dengan batang pohon pisang hingga di pelosok Negeri Tumasik. Banyak ikan todak yang tersangkut di batang pisang, sehingga serangan terhenti.
Kendati menjadi penyelamat Negeri Tumasik, bocah lelaki nan bijak itu kemudian ditenggelamkan di lokasi Batu Berantai. Ini lantaran ulah penasihat Baginda Raja yang menghasut bahwa anak tersebut setelah besar nanti dengan kepandaiannya dianggap akan membahayakan kekuasaan raja.

Oleh ; Kamaruddin
Share:

Pilwagub DKI vs Pilgub Sumbar



Kekalahan Nurmansyah Lubis, Calon dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Ahmad Riza Patria, Calon dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dalam pemilihan Wakil Gubernur DKI laksana kekalahan Brazil dari Jerman dengan skor 1-7 pada Semifinal Piala Dunia 2014 di Brazil. Bagaimana tidak, mayoritas pengamat mengunggulkan Brazil yang akan memenangi pertandingan itu karena faktor sebagai tuan rumah dan pemain dengan rata-rata kualitas mumpuni. Kalaupun ada yang memprediksi Brazil akan kalah, tidak ada yang berani menduga dengan skor mencolok, 1-7!. Brazil dengan mudahnya ditaklukan Jerman, bahkan dalam 30 menit pertama gawang Brazil sudah dibobol Jerman 5 gol!.
Pun begitu dengan kekalahan PKS dari Gerindra di DKI, pemilihan yang diprediksi akan berlangsung ketat ternyata dimenangi dengan mudah oleh Gerindra dengan lebih 80 % suara Anggota DPRD DKI. Padahal jika kita mengingat kembali sejak Sandiaga Uno meninggalkan Kursi Wakil Gubernur pada Agustus 2018 hampir semua pihak sepakat bahwa Kursi Wagub DKI dijatahkan untuk PKS. Alasannya, PKS sebagai “sekutu utama” (oleh Prabowo disebut “seGajah”) dalam Pilpres 2019 memang seharusnya mendapat “imbalan’’ yang layak setelah Salim Segaf  calon Wapres dari PKS hasil Ijtima Ulama 212 tidak jadi dipasangkan dengan Prabowo. Apalagi kemudian Prabowo malah memilih Sandiaga Uno, dan ketika kalah Prabowo bergabung dalam Kabinet Joko Widodo dan meninggalkan PKS sendirian di luar pemerintahan.
Jika sebelumnya kekecewaan itu masih bisa ditahan PKS dengan menganggap Gerindra masih sebagai teman, untuk selanjutya sepertinya tidak lagi. Kekalahan di Pilwagub DKI ibarat menampar muka PKS di hadapan publik. DKI adalah pusat perhatian politik dan disana PKS cukup kuat dalam Pemilihan Anggota DPRD, tahun 2004 pemenang, 2009 posisi  dua, 2014 posisi dua dan 2019 posisi 3 (kalah 19 ribu suara dari Gerindra di posisi dua).
Pertarungan PKS dengan Gerindra kedepan akan terjadi sengit mengingat Pilpres 2024 nanti dimulai dari Nol, tanpa petahana. Gerindra tentu melakukan berbagai cara untuk memenangi Pilpres 2024 karena itu adalah laga pamungkas bagi Prabowo yang saat itu telah berusia 73 tahun. Apakah pengambil-alihan “jatah’ Wagub DKI dari PKS merupakan salah satu cara sebagai operasi senyap Gerindra menuju 2024? May be yes, karena politik banyak kemungkinan dan tidak terduga.
PKS juga tidak kalah ngototnya memenangi Pilpres 2024 karena salah satu kandidat kuat saat ini Anies Baswedan mempunyai hubungan yang kuat dengan Presiden PKS Sohibul Iman. Anies Baswedan dan Sohibul Iman pernah bersama-sama di Universitas Paramadina, Anies Rektor dan Sohibul Pembantu Rektor. Anies Baswedan juga dianggap teman segaris perjuangan yang masih setia, oleh karena itu tentunya PKS tidak akan membiarkan popularitas Anies Baswedan digerogoti. Saat ini PKS merupakan parpol yang selalu berada di garis depan memblow-up dan membela Anies Baswedan.
Medan perang sengit PKS dengan Gerindra akan terjadi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung tahun ini, salah satunya di Pilgub Sumatera Barat. Kenapa Pilgub Sumatera Barat diprediksi menjadi ajang pertarungan sengit antara PKS dan Gerindra? Bukankah Pasangan Gubernur Wakil dan Gubernur Sumatera Barat saat ini adalah pasangan PKS dan Gerindra.
Dalam lima tahun belakangan memang hubungan antara PKS dan Gerindra merupakan contoh koalisi terbaik partai politik. Kedua partai ini selalu mesra bergandengan tangan dan seiya-sekata, satu suara dalam berbagai isu dan kontestasi ditingkat nasional maupun di Sumatera Barat. Sebagaimana kita ketahui sudah 2 periode Kursi Gubernur Sumatera Barat dikuasai PKS dan dalam pileg Gerindra lebih mengungguli PKS. Sumatera Barat adalah lumbung suara dan basis kuat PKS dan Gerindra.
Tetapi suasana hubungan baik itu menjadi panas karena Gerindra sepertinya menginginkan Kursi Gubernur Sumatera Barat untuk periode berikut, bukan lagi milik PKS. Sementara PKS melalui Ketua DPP Tifatul Sembiring mengatakan untuk Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 2020 PKS targetnya mempertahankan kursi Gubernur.
Apalagi adanya wacana Interpelasi terhadap Gubernur Irwan Prayitno oleh Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat ditengah   munculnya kandidat kuat Calon Gubernur dari Gerindra yaitu Nasrul Abit petahana Wagub) dan PKS yaitu Mahyeldi (petahana Waliota Padang). Selanjutnya Ketua DPD Gerindra Andre Rosiade juga “menyerang” Mahyeldi dengan aksi OTT PSK online di Kota Padang. Kalau tidak ada berada, sangat janggal melihat Andre Rosiade “menggembosi” Irwan Prayitno dan Mahyeldi yang berasal dari sekutu utamanya sendiri.
Kesempatan pertama dan terbaik bagi PKS melakukan revans atas kekalahan dari Gerindra di Pilwagub DKI adalah dengan memenangi Pemilihan Gubernur Sumatera Barat periode 2020-2025. Kemenangan PKS itu sama halnya dengan kemenangan Jerman atas Brazil pada Semifinal Piala Dunia 2014 di Brazil. Kemenangan atas jagoan di kandangnya sendiri karena Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani pernah berkata pada HUT ke-12 Partai Gerindra di Padang beberapa waktu lalu, "Sumatera Barat adalah halaman depan Partai Gerindra".
Berkaca pada hasil survei Arah Baru Centre (ABC) pada Februari 2020 menunjukkan Wali Kota Padang Mahyeldi (PKS) mengungguli anggota DPR RI Mulyadi (Demokrat) dan Wagub Sumbar Nasrul Abit (Gerindra). Pun begitu dengan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting ( SMRC) pada bulan Desember 2019 nama Mahyeldi (PKS) juga lebih unggul dari Nasrul Abit (Gerindra).
Bagaimanakah peluang PKS dan Gerindra dalam Pilgub Sumatera Barat? Selain dari hasil survey, berkaca pada sejarah Pilkada sepertinya PKS berpeluang besar menjadi Jerman yang menaklukan Brazil di halaman depan rumahnya.
Partai pemenang Pemilu di Ranah Minang tidak pernah memenangkan calonnya dalam Pemilihan Gubernur tahun 2005, 2010 dan 2015. Tahun 2005 partai pemenang Pemilu adalah Golkar, pasangan yang diusungnya adalah Leonardy Harmaini-Rusdi Lubis kalah oleh pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman yang diusung PBB dan PDIP. Tahun 2010 pemenang pemilu adalah Partai Demokrat, pasangan yang diusung Endang Irzal dan Asrul Syukur kalah oleh Irwan Prayitno-Muslim Kasim yang diusung PKS, Hanura dan PBR. Tahun 2015 dimenangkan oleh Golkar, pasangan yang disusung Muslim Kasim-Fauzi Bahar kalah oleh Irwan Prayitno-Nasrul Abit yang diusung PKS dan Gerindra.
Apakah Gerindra akan mencatat rekor baru, tidak mengalami nasib yang sama dengan partai pemenang pemilu di Sumatera Barat terdahulu, ataukah PKS yang berhasil membalas kekalahan pada Pilwagub DKI? Atau keduanya sama-sama “buluih”? Kita tunggu pertarungan sengitnya.

 Oleh: Kamaruddin

Share:

Dek Piruih


Pagi itu, dalam perjalanan pulang setelah melihat sekolah yang diterjang galodo, di simpang di depan Lapau Celong, Tacik mencium harum aroma kopi. Aroma itu menariknya untuk singgah ke Lapau Celong.
Maka Tacik lantas masuk saja ke Lapau itu, ia mencari tempat kosong dan minta dibuatkan sekerat kopi panas, serta minta dibawakan sebungkus rokok Panama Putih dan sebungkus Kacang Mak Da. Lalu Celong datang membawakan pesanan itu.
Setelah minum dua daguik kopi, selagi Tacik asyik menggatu kacang, tiba-tiba terdengar suara orang berkata, “Nakan, kita duduk bersama ya?”, dan tanpa menunggu jawaban Tacik, orang itu lantas duduk di sebelahnya, menyusul ada dua orang berduduk pula di samping.
Setelah menoleh ke sumber suara, Tacik kaget, ternyata yang datang Mayua Walinagari beserta dua anak buahnya. Ketiga orang itu tanpa permisi langsung saja meminum kopi Tacik, menyisil kacang, dan masing-masing mencomot rokok Panama Putih-nya, lalu mengobrol tanpa mengubris Tacik lagi.
Tacik marah. Tetapi tidak berani. Hanya mampu bercarut-carut pungkang di dalam hati, batinnya, nyiak wali kalera. Kopi dan Panama saya-pun disantung.”
Terdengar seorang dari anak buah Mayua berkata membuka ota. Namanya Pian, menjabat sebagai Kepala Keamanan Nagari. Katanya, ''bos, dengar-dengar nagari sebelah diserang wabah. Karena wabah itu pasti orang-orang takut berkunjung kesana. Bagaimana jika kita tarik mereka untuk berkunjung ke nagari kita. Pasti banyak pitih masuk. Hehehe.''
Mayua mangut-mangut. Lalu tersenyum.
Maka anak buah kedua Mayua menyahuti. Jabatannya Kepala Kesehatan Nagari, yang bernama Topik. Ucapnya, "untuk menarik orang agar datang ke nagari kita, maka kita butuh propaganda untuk mengesankan bahwa nagari kita bebas wabah." Dia hentikan bicaranya, lalu mendekatkan kepalanya ke telinga Mayua, dengan serius, dia berbisik, "untuk itu kita butuh tukang hoax di media sosial."
Kembali Mayua manggut-manggut sembari tersenyum.
Tacik heran dengan rencana itu. Dia khawatir orang yang berkunjung ada yang terjangkit wabah kemudian menularkan ke warga nagari. Satu orang terpapar bisa menularkan ke ratusan orang. Ratusan yang kena dapat menyebabkan ribuan yang terjangkit. Ribuan itu bisa berbuah jutaan orang.
Karena ngeri membayangkannya, Tacik tidak tahan lagi. Maka dia angkat bicara. “Tapi Nyiak Wali, apakah Inyiak tidak takut jika anak nagari tertular wabah dari para pelancong itu?,"
“Hehehehe," Mayua dan dua anak buahnya tertawa meremehkan pertanyaan Tacik.
"Tenang nakan," balas Mayua serius, "warga kita tahan terhadap paparan wabah itu. Karena mereka sering makan air nasi. Minuman itu menguatkan imun. Hehehe. Wabah lewat. Hehehe."
"Betul itu," tutur Pian, "selain itu, warga kita memiliki daya tahan tubuh yang kuat karena sering makan Silambiak (lontong) Hehehe."
"Hehehe. Wabah tidak akan masuk ke nagari kita. Karena perizinannya rumit. Hehe. Jikapun masuk wabah itu tidak akan mampu menjangkiti warga kita, karena kita sering minum te talua (teh telor)," timpal Topik juga tidak mau ketinggalan mendukung majikannya.
Tacik hanya melongo mendengar para aparat nagari yang meremehkan wabah itu. Dengan kecewa, dia arahkan pandangan ke labuah, lalu melirik ke tiga orang itu. Setelah itu dilihatnya meja. Tacik kaget. Ternyata kopi dan kacangnya sudah tandas, sementara rokok Panama Putih hanya tinggal separo.
Pada saat itu, kembali terdengar Mayua berkata lagi, "oke. Saya setuju usul kalian berdua. Langkah selanjutnya adalah kita beri diskon tiket pesawat. Disaat yang sama kita sewa tukang hoax untuk memviralkan bahwa nagari kita bebas wabah. Pasti orang-orang akan berbondong-bondong mengunjungi nagari kita. Di saat itulah pitih masuk baunggun. Hehehe."
"Siap!," jawab Pian dan Topik serempak.
Lalu ketiga orang itu tertawa bersamaan, "Hehehehe."
Tacik makin mendongkol melihat ulah para pejabat ini. Diotak mereka hanya uang dan uang. Mengelola nagari seperti manggaleh, yang dicari hanya keuntungan saja. Bukan keselamatan seluruh warga.
Lantas Tacik berkata lagi, “tapi Nyiak, seandainya kedatangan orang luar ini membuat warga terjangkit wabah bagaimana?.”
“kita tanggulangi,” jawab Mayua singkat.
“jika virusnya menyebar luas dan menjangkiti separuh warga?.
“ya... kita kerja... kerja... kerja.”
“apabila banyak yang mati?.”
“ya beranak lagi yang banyak. Hehehe.” Pungkas Mayua sembari tertawa. Dua anak buahnya juga ikut tertawa, “hehehe.” Gelak tawa tiga orang itu memenuhi seantaro lapau.
Setelah puas tertawa, dan sudah tandas kopi dan rokok Tacik, Mayua dan dua pembantunya, Pian dan Topik, berkirap lindap dari hadapan Tacik.
Tacik hanya melongo. Terkucak hatinya. Banyak anggaran nagari habis untuk pemilihan, tetapi hanya menghasilkan pemimpin andia, sembrono dan tidak bertanggung jawab.
Karena yang akan diminum dan digatu telah tandas oleh Mayua, membuat Tacik termenung. Dalam menung itu berjalaranlah pikirannya kian kemari. Dia terbayang wabah mematikan yang akan mengancam anak nagari, terngiang mayat-mayat bergelimpangan, tetapi yang paling dia sesali adalah kelakuan pemimpin nagari-nya.
Seorang pemimpin harus bersikap serius jika melihat wabah mematikan yang akan mengancam nagarinya. Harus membuat antisipasi untuk menghindari akan banyaknya korban karena ancaman itu. Sebab pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab mengurusi warganya, pemimpin harus mampu melindungi segenap dan seluruh tumpah darah warganya.
Pemimpin itu layaknya pengembala. Seorang pengembala bertanggung jawab atas apa yang digembalakannya. Begitupun seorang pemimpin, juga bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya.
Tetapi setelah menyaksikan sendiri seperti apa pemimpin nagarinya, yang jauh dari kriteria ideal seorang leader, tidak bertakah, membuat Tacik ngeri. Tidak berani dia membayangkan bagaimana wabah itu akan membunuhi setiap anak nagari. Bahkan termasuk dirinya sendiri.
Matahari semakin meninggi, sinarnya menjilati setiap sudut Lapau Celong. Setelah membayar semua lanjanya, Tacik lalu pulang ke rumahnya di atas lapau itu.

Karya : Rozi Firdaus

Share:

Main Bola Politik


Politik itu kejam, kotor dan jahat? Jawaban nya bisa Ya tetapi lihat siapa orangnya. Sama halnya dengan senjata yang bisa saja digunakan untuk kejahatan, namun juga bisa digunakan untuk kebaikan. The Man Behind The Gun, yang terpenting siapa yang memegang senjata itu, siapa yang berpolitik itu. Politik dapat digunakan untuk hal baik ataupun hal buruk, tergantung dari siapa yang menggunakannya. Politik akan menjadi baik ataupun jahat, tergantung dari siapa yang menggunakannya.
Ketika Politik dianggap sebuah permainan yang keras, itu wajar saja! Sama wajarnya ketika ada permainan sepakbola yang juga berlangsung keras. Banyak pelanggaran yang terjadi selama jalannya pertandingan juga akan ditandai dengan banyaknya kartu yang dikeluarkan wasit.
Kerasnya permainan juga ditentukan dengan karakter yang dimiliki oleh setiap pemain. Banyak pemain yang terlalu bersemangat dalam bermain sehingga out of control, kemudian diganjar hukuman kartu kuning atau bahkan diusir ke luar lapangan (kartu merah) oleh wasit.
Dalam dunia sepakbola ada beberapa pemain yang terkenal santuy bahkan sepanjang kariernya tidak sekalipun mendapatkan kartu dari wasit. Siapakah dia? Bukan Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo (CR7), juga bukan Zinadine Zidane. Pemain itu adalah Garry Lineker yang bermain dalam beberapa liga top eropa.
Sebaliknya ada pula pemain yang dibenci karena kasar, sombong atau Arogan. Pepe sewaktu jadi bek Real Madrid, Mario Balotelli atau Eric Cantona merupakan pemain yang terkenal Kasar. CR7 walaupun berprestasi termasuk pemain yang dibenci karena sombong dan arogan.
CR7 yang punya koleksi lima gelar Ballon d’Or dan sudah memenangkan segalanya di level klub bersama Manchester United dan Real Madrid. Meskipun begitu dia tetap saja dicap bertingkah arogan karena ucapannya “Banyak orang iri kepada saya karena saya tampan, keren, kaya, dan seorang pemain hebat.”
Bukan hanya pemain yang tidak disukai ada klub yang juga memiliki banyak pembenci, salah satunya FC Barcelona.
Barcelona atau Barca adalah salah satu klub terhebat di bumi ini. Barca memiliki pemain-pemain yang luar biasa, dengan ‘tiki-taka’ mereka menguasai dunia sepakbola era milenium. Mereka pernah menjuarai semua turnamen yang mereka ikuti dalam setahun. Namun mereka dibenci karena beberapa tahun terakhir pemain-pemainnya sering menipu, yaitu dengan cara ‘Diving’ atau ‘Bermain Akting’, pura-pura dilanggar padahal tidak.
Semua itu adalah "biasa" dalam pertandingan sepakbola maupun dalam permainan politik. Dalam Pertandingan Sepakbola sanksinya adalah kartu kuning atau kartu merah dari wasit. Jika sudah mendapat kartu kuning apalagi kartu merah maka itu yang akan mengurangi kekuatan untuk memenangi pertandingan.
Sementara dalam politik sanksinya adalah dipilih atau tidak dipilih oleh rakyat. Jika sudah mendapat "dislike" dimata rakyat maka rating keterpilihannya akan menurun.

Lubuk Basung, 18 Maret 2020
Kamaruddin

Share:

Kalera dan Corona

Menyikapi wabah Corona, Covid-19 atau apapun istilah medisnya, sebaiknya kita tidak perlu panik dan terlalu cemas. Hadapi dengan tenang karena "Urang Panggamang mati jatuah, urang pancameh hilang aka".
Semenjak Dunia Takambang bermacam wabah telah melanda dunia. Salah satu wabah penyakit yang paling mudah diingat adalah Wabah Kolera karena pernah 2 kali menyerang Indonesia. Dan orang Minang banyak menyebutnya Penyakit Kalera.
Tidak seorang pun yang menyukai datangnya wabah penyakit. Bakan saking tidak sukanya, kata Wabah itu dijadikan sebagai kata pengungkap ketidaksukaan pada orang lain. Seperti kata-kata, "nan dilantak waba jo lah paja tu!!" yang artinya biar terkena wabah juga orang itu!. Atau, "Paja Kalera" yang mengungkapkan bahwa orang itu sangat tidak disukai sama halnya dengan Wabah Kolera.
Kenapa kita tidak perlu panik dan terlalu cemas terhadap Wabah Corona? . Karena dari informasi yang ada, kondisi Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) belum tentu Suspect, Suspect belum tentu Positif Corona dan yang Positif Corona tidak pasti mati karena banyak pasien positif Corona bisa sembuh
Selanjutnya terhadap pasien positif Corona yang meninggal, dari informasi yang ada bukan hanya Corona yang jadi penyebab tunggal kematiannya. Pasien Positif Corona itu juga mengidap penyakit lain seperti Jantung, Diabetes dll.
Banyak penyakit lain yang beresiko tinggi terhadap kematian. Oleh karenanya yang paling penting tetap menjaga kesehatan dan mengikuti anjuran-anjuran pihak-pihak berkompeten dan berwenang.

Kalau kondisi tubuh kita sehat maka akan sulit tertular penyakit apapun. Mari tetap jaga kesehatan, makan makanan bergizi dan olahraga teratur teratur.

Lubuk Basung, 20 Maret 2020
Kamaruddin
Share:

Karena Korona


Siang itu di Tabek, setelah boncos memancing seharian, untuk menghilangkan kebosanan karena sudah berjam-jam mematut apung-apung, Ayak lalu meninggalkan jorannya untuk bermain koa di kedai tepi Tabek. Setelah ketemu mandan dan dapat lawan, main koa-lah dia. Mandannya Akuik, lawannya Atuik yang berpasangan dengan Karuik.
Saat Ayak gantung setelah dua kali sampai, tiba-tiba dia bersin, ‘’haaciiiiiim”, lalu batuk kekas berdahak, “uhuk uhuk uhuk uhuk,” lantas dia luahkan dahaknya ke dalam banda di depan kedai itu, “fiuh.
Melihat Ayak kuhul kekas, ketiga temannya Akuik, Atuik, dan Karuik kaget. Muncul prasangka buruk di benak mereka terhadap Ayak. Ketiganya meyakini bahwa Ayak menunjukkan gejala korona.
Dalam pikiran Atuik, teringat bahwa beberapa gejala korona adalah batuk dan bersin-bersin. Pun Akuik memiliki persepsi yang sama dengan Atuik. Sedangkan Karuik tiba-tiba terbayang bahwa Ayak baru pulang dari daerah zona merah korona.
Sambil menelan ludah, lalu Akuik, Atuik, dan Karuik saling pandang. Setelah itu berlarian ke tepi tabek, dengan tergesa-gesa kemudian ketiganya cuci tangan dan muka. Bahkan ada yang kumur-kumur dan cuci hidung dengan air tabek itu.
Sementara Ayak heran dengan tingkah polah ketiga temannya itu. Belum dapat dia meraba apa gerangan yang menyebabkan tiga orang itu berkelakuan aneh. Lalu dia batuk lagi, “uhuk uhuk uhuk uhuk, fuih.”
Di tepi tabek, setelah selesai cuci tangan dan muka, tiba-tiba Atuik berkata, “saya yakin si Ayak kena korona.Akuik dan Karuik mengaminkan. Keduanya mengangguk.
menurut artikel yang saya baca, gejala korona ditunjukkan oleh batuk-batuk dan bersin-bersin,” sahut Akuik.
benar,” ucap Karuik, “lagian si Ayak baru pulang dari daerah darurat korona. Pasti dia tertular di sana atau di perjalanan pulang,” pungkasnya.
dalam pengumuman yang di sampaikan walinagari di masjid pada Jumat kemarin, bahwa jika ada warga yang pulang dari rantau, segera laporkan ke puskesmas. Untuk memastikan apakah dia tertular atau tidak,” kata Atuik lagi.
Akuik dan Karuik mengangguk. Lalu Akuik berkata, “kalau begitu ayo sekarang juga kita ke puskesmas. Kita buat laporan kejadian ini. Keselamatan warga dan nagari sekarang ada ditangan kita!.
benar!,” sahut Atuik dan Karuik serempak.
mudah-mudahan dengan aksi kita ini, dosa kita yang segunung diampuni oleh Allah,” ucap Karuik tidak bersemangat. Akuik dan Atuik mengangguk. Lalu ketiganya menatap penuh penyesalan ke dasar tabek. Mereka meyakini telah tertular korona dari Ayak, dan percaya bahwa hidup mereka dalam waktu lambat akan berakhir karena korona.
Lalu segeralah ketiganya bergegas ke puskesmas untuk melaporkan bahwa Ayak telah terpapar korona. 
Selepas magrib, terdengar sirine ambulan mengaum keras di simpang arah ke rumah Ayak. Mendengar suara itu banyak orang berlarian ke simpang itu. Sehingga simpang disesaki warga yang penasaran ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Siapa yang sakit atau sanak siapa yang meninggal.
Ditengah kerumunan warga, tiba-tiba pintu samping kanan dan kiri mobil ambulan terbuka. Pada masing-masing pintu itu tampak orang berpakaian astronot warna putih keluar dari mobil.
Tanpa memperhatikan keramaian di sekelilingnya, dua orang berpakaian aneh tersebut langsung saja berjalan menuju rumah Ayak. Jalannya tegap dan kaku seperti robot. Hal ini membuat warga semakin penasaran. Apa yang sebanarnya terjadi.
Dua orang berpakaian aneh itu terus merangsek masuk ke pekarangan rumah Ayak. Kebetulan saat itu Ayak sedang bersantai sambil merokok lamak di teras rumahnya. Tanpa tedeng aling-aling dua “astronot” itu langsung saja meringkusnya tanpa sempat melawan. Lalu diseret keluar rumah dan dimasukkannya ke dalam ambulan.
Setelah itu kembali sirine ambulan memekik kencang, lalu ambulan menggelinding pergi menuju RSUD Kabupaten, untuk memastikan apakah Ayak terpapar korona atau tidak.
Selepas ambulan pergi, hasil bisik-bisik dari telinga ke telinga yang bersumber dari Akuik, Atuik, dan Karuik, baru lah warga tahu, bahwa ternyata Ayak terpapar korona. Mengetahui fakta itu, sontak warga panik berjamaah, lalu berlarian pulang untuk cuci muka dan membasuh tangan. Kerumunan di simpang itu dalam sekejap langsung lengang.
Media sosial heboh karena peristiwa tersebut. Ayak menjadi viral. Semua buat status. Ada menulis “ini azab dari Allah”. Ada yang mengatakan “teguran Allah kepada kita”. Juga ada yang berpendapat “tanda-tanda kiamat”. Dan status-status sok bijak lainnya bertebaran di setiap lini dinding Pesbuk.
Hasil pemeriksaan RSUD tenyata tidak seperti tuduhan Akuik, Atuik, dan Karuik. Juga bukan seperti dugaan warga. Ayak tidak terkena korona, rupanya hanya batuk saja. Yaitu batuk kronis yang sudah lama di idapnya.
Atas hasil pemeriksaan RSUD tersebut kembali media sosial heboh. Semua menulis “alhamdulillah negatif” sambil melampirkan hasil ronsen Ayak.
Hasil itu juga membuat trio Akuik, Atuik, dan Karuik senang. Ayak negatif berarti mereka tidak tertular. Lalu minta maaf, karena kecerobohan mereka telah membuat Ayak dan keluarga dijauhi warga. Karena takut tertular katanya.
Ayak memaafkan, lalu menasehati ketiganya begini : “jangan terlalu pandai menduga-duga, lalu bertindak karena prasangka tanpa memastikan, ternyata salah paham, orang lain dirugikan, lantas menyesal. Maka sesungguhnya perbuatan kalian telah menzalimi orang lain. Untuk itu jangan berprasangka atas sesuatu yang kalian tidak mempunyai ilmu tentang itu. Pastikan dulu faktanya, baru bertindak.
Ketiganya hanya mengangguk saja walau sebenarnya tidak paham. Lalu secara bergantian menyalami Ayak, kemudian berlalu pergi dari situ. *end*


Rozi Firdaus
Korona membalikkan sesuatu yang baik menjadi tidak baik. Korona membuat yang biasa menjadi luar biasa. Juga mengubah yang janggal menjadi lumrah. Misalnya, dulu, negara kita merdeka karena bersatu. Sekarang bersatu bisa membuat terbujur kaku.
Dulu bersatu kita teguh, bercerai runtuh. Karena korona, sekarang slogan itu bermakna lain, yaitu bersatu kita mati, bercerai kita hidup.
Juga, dulu, sayang pada kampung halaman dibuktikan dengan sering menyilaunya. Sekarang, sayang kampung halaman jangan pulang mengunjunginya.
Karena Korona semua waspada tidak berani lena. Jika terkena akan merana. Karena korona banyak yang di rumah saja terkapar. Apabila terpapar bisa tepar. Karena korona banyak juga yang salah paham karena kurang paham, akhirnya dengan teman sendiri tidak sepaham.

Sebab keganasan Korona, membuat banyak orang ketakutan, karena ketakutan membuatnya waspada. Saking waspadanya membuat dia curiga pada setiap orang. Kecurigan itu membuat dia was-was dan paranoid jika melihat orang lain batuk, demam atau bersin-bersin. Tanpa peduli dengan kebenaran yang sesungguhnya dan juga dengan mengabaikan perasaan orang lain yang  menunjukkan gejala itu, dituduhnya orang tersebut terkena korona.

Share:

Definition List

Unordered List

Support