Pagi itu, sepulang dari Rumah Tacik di Punago, dari
depan Rumah Takin agak kehilirnya, Nopi melihat Mak Siri berdiri mematung
diatas jembatan Sukun. Tatapannya kosong ke dasar banda, memancarkan kesedihan
seperti suami ditinggal istri.
Nopi heran dengan polah Mak Siri. Beliau orang yang
selalu ceria. Tiap hari sering tertawa dan bagarah. Jarang bermuram durja.
Tetapi pagi ini beliau tidak seperti biasanya.
Untuk membunuh keheranan itu, segera saja dia
menghampiri Mak Siri, lalu bertanya.
"Ada apa Mak Siri, pagi-pagi sudah
bersedih?!."
Mak Siri terperanjat. Kaget. Karena tidak menduga
kedatangan orang lain. Sambil mengurut dada dan melengoh kearah orang yang
bertanya, jawab beliau, "astagahpirullah alazim.... Kamu ya Nopi!."
Setelah itu kembali beliau memutar badan dan melihat lagi ke dasar banda
seperti tatapan semula.
Karena pertanyaannya tidak digubris. Nopi bertanya
lagi, “ada masalah apa Mak Siri? Apa yang Mamak menungkan?”. Mak Siri masih
bungkam. Tatapannya masih fokus ke dalam banda.
“dengan menceritakannya ke saya mungkin bisa
mengurangi beban pikiran Mak Siri.” Kata Nopi lagi. Mak Siri masih mendaming
saja.
Nopi terus mengajukan pertanyaan.
“kerbau Mak Siri mati?”
“gerobak Mak Siri Patah?”
Masih tidak ada tanggapan. Nopi sudah kehabisan
pertanyaan dan berniat akan pulang saja. Sambil berlalu dia bergumam pelan,
asal menebak kegundahan Mak Siri, “mungkin karena bayar listrik kemahalan.”
“betul!,” jawab Mak Siri agak keras. Lalu beliau
membalikan badan menghadap Nopi yang sudah hampir sampai di depan rumah
amaknya. Karena ada respon, Nopi melangkah surut, kemudian duduk di tembok
penahan pagar jembatan.
“berapa kenaikan listrik Mak Siri bulan ini?,” tanya
Nopi.
“hampir dua ratus persen Pi. Di bulan-bulan sebelumnya
rata-rata Mamak hanya membayar 250 ribu. Bulan ini kena 600 ribu,” jawab Mak
Siri.
Nopi tidak kaget, karena merasa kenaikan itu wajar.
Menurut hitung-hitungannya, bulan Mei dan Juni pemerintah menetapkan PSBB untuk
menekan penyebaran Covid-19, yaitu dengan menghimbau masyarakat untuk belajar,
bekerja, dan beribadah di rumah saja. Pada saat lebih sering dirumah saja ini
pemakaian listrik masyarakat meningkat tajam. Dihari biasa AC, TV, kipas, dan
alat elektronik lainnya, hidup hanya dimalam hari saja, saat PSBB bisa aktif
selama 24 jam. Sehingga dibulan Juni rekening membengkak naik.
Maka kata Nopi, “menurut saya kenaikan itu wajar Mak.”
Mak Siri tercengang, “kok wajar?!” tanya beliau.
........Bersambung
Rozi Firdaus
0 komentar:
Posting Komentar