Media publikasi tulisan-tulisan unik, menarik dan menginspirasi

Kabupaten Agam

Ibu kota dari Kabupaten Agam adalah Lubuk Basung, sebuah kota berstatus kecamatan.

Carito Lapau, Episode 1 : BASAMO MEMBANGUN SUMBAR MADANI

"Ah biaso sajo itu. Dulu paresiden nan kini ko takah itu juo. Indak salasai jadi gubernur, baru duo tahun, alah mancalon presiden", kato si Buyuang Mada.

Omerta, Justice Collaborator dan Mar Yanto

Sehebat-sehebatnya pelaku kejahatan pasti ada jejak/bukti yang tercecer sebagai titik awal penelusuran jejak sehingga mengarah kepada pelaku

Murid-Murid Nyiak Ajuik

Menurut kabar angin, beliau memiliki kemampuan supranatural. Banyak yang percaya bahwa beliau mampu menangkal hujan, ada juga yang meyakini beliau memiliki ilmu pamikek. Bukan ilmu memikat balam atau barabah, tetapi ilmu memikat lawan jenis. Selain ilmu gaib itu, Nyiak Ajuik juga memiliki keahlian dalam ilmu teknik.

Puti Ransani Turun dari Khayangan

Puti Ransani merasa rindu ingin kembali ke Kampung kelahirannya di Maninjau. Banyak hal yang membuat ingin segera pulang

Calciopoli dan Black Campaign

Juventus F.C. merupakan klub tersukses dalam sejarah Liga Italia Seri-A. Tidak main-main, sembilan tahun terakhir Juventus secara beruntun meraih scudeto, total 36 gelar juara Liga telah mereka raih, bukti sebagai klub terbaik Italia abad ke-20. Bukan hanya itu, Juventus  sebanyak 9 kali Juara Coppa Italia, 2 kali Juara Liga Champions, 1 kali Juara Piala Winners, 3 kali Juara Piala UEFA/Liga Europa), 2 kali Juara Piala Interkontinental, dam 2 kali Juara Piala Super Eropa.

Diantara bejibun prestasi dan trophy yang didapat Juventus tersebut ternyata ada sisi gelap dan nista Juventus. Sisi gelap dan nista itu meruntuhkan semua prestasi mentereng dan kekaguman publik. Skandal pengaturan skor pertandingan Serie A 2006,  dalam bahasa Italia disebut Calciopoli !!

Penyelidikan calciopoli dimulai pada musim 2004/2005 ketika Juventus berhasil memenangkan gelar juara liga dengan 86 poin, unggul tujuh angka dari AC Milan. Penyelidikan memperlihatkan ada setidaknya 20 pertandingan Juventus yang dianggap “mencurigakan - sengaja diatur skornya” dengan bantuan atau bekerjasama dengan wasit.

Dalang aksi culas yang dilakukan sedemikian rapi tersebut adalah Luciano Moggi, Direktur Umum Juventus. Terungkapnya peran Luciano Moggi itu berdasarkan ratusan rekaman percakapan dan ribuan dokumen yang didapat penyidik 

Luciano Mogi memang benar-benar piawai mengatur skor pertandingan, dia begerak diam - diam. Tak ada bukti transaksi uang ke wasit, tidak juga ke pemain. Dia mengatur dan memilih wasit untuk pertandingan Juventus, juga mengatur pemilihan wasit untuk pertandingan tim lain, menunda atau membatalkan pertandingan. Selanjutnya Luciano Mogi menutupi semua itu dengan mengatur arah berita media. 

Tetapi Penyidik tidak kalah hebatnya, mereka berhasil mengungkapkan bahwa Luciano Moggi rata-rata membuat dan menerima 416 panggilan setiap hari. Ia memiliki enam ponsel dan 300 kartu sim. Dalam sembilan bulan, ia melakukan kurang lebih 100 ribu panggilan.

Setelah menjalani proses penyelidikan dalam waktu yang cukup lama, akhirnya hukuman pun dijatuhkan. Luciano Moggi dicekal seumur hidup dari dunia sepakbola. Juventus diputus degradasi ke Serie B, mendapat pengurangan poin sebesar sembilan poin, tidak berhak mengikuti Liga Champions Eropa 2006/2007, serta gelar Juara Liga Italia musim 2004/2005-2005/2006 dicabut.

Kecurangan juga terjadi di Dunia Sepakbola yang menjunjung tinggi Fair Play, bahkan tidak sedikit jumlahnya. Di Dunia Internasional Calciopoli adalah kasus paling menggemparkan, di tingkat nasional adalah Kasus Sepakbola Gajah antara PSS Sleman versus PSIS Semarang di pertandingan babak delapan besar Divisi Utama 2014. PSS berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2 atas PSIS Semarang. Tetapi yang luar biasanya, lima gol yang tercipta dalam pertandingan tersebut merupakan gol bunuh diri yang dibuat oleh pemain ke gawangnya sendiri. Kedua tim sejatinya sama-sama tidak ingin merenggut kemenangan. Maka berlomba untuk mengalahkan timnya sendiri. Motifnya, kedua tim tidak ingin bersua Pusamania Borneo FC yang sudah menunggu mereka di babak semifinal.

Mengapa terjadi kecurangan dalam dunia sepakbola? Tidak lain adalah karena ingin meraih Titel Juara.

Begitu juga di Panggung Poltik, demi sebuah jabatan politik berbagai cara dilakukan untuk meraihnya. Cara yang halal maupun mengahalalkan semua cara, alias melakukan perbuatan curang...
Cara-cara itu bisa disebut dengan Kampanye yang dalam Wikipedia adalah sebuah tindakan dan usaha yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian. Atau dalam KBBI merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan dalam parlemen dan sebagainya untuk mendapat dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan suara.

Secara umum Kampanye terbagi dalam 3 genre yaitu kampanye positif (positive campaign), kampanye negatif (negative campaign), dan kampanye hitam (black campaign). Pada hakikatnya Kampanye, apapun jenisnya adalah seluruh kegiatan yang pada tujuan akhirnya untuk memenangkan pemilihan.

Cara mendapatkan dukungan bukan hanya kegiatan diatas panggung tetapi dimanapun dengan berbagai cara. Cara positif artinya berusaha memblow up keunggulan sendiri, apa yang akan dikerjakan untuk kepentingan publik jika terpilih. Cara negatif yaitu kampanye yang mencari kelemahan, atau sisi jelek lawan politik untuk disampaikan  ke publik dan ajakan supaya tidak memilihnya. Dan, Kampanye hitam adalah cara yang curang yaitu melakukan perbuatan-pebuatan melanggar hukum, misalnya mengumpulkan dana politik dengan cara korupsi atau membuat berita-berita bohong tentang lawan politik dan menyampaikan ke publik.

Tentu dari ketiga tersebut kita tahu mana yang cara yang halal dan mana yang tidak. Konsekuensinya juga jelas jika melakukan cara yang tidak halal dalam berpolitik. Dalam Sepakbola sanksinya pencabutan gelar, degradasi, denda, larangan bertanding dan lain-lain. Dalam politik sanksinya adalah diskualifikasi sebagai peserta proses politik, atau pencopotan jabatan politik setelah beberapa saat dilantik.

Dalam perjalanan politik di Indonesia sejak Pemilihan Langsung lebih dari sepuluh Kepala Daerah yang dicopot dari jabatannya hanya beberapa saat setelah dilantik. Tidak jauh beda dengan Juventus yang dicopot gelarnya karena Calciopoli.

Kamaruddin

Share:

Membangun Obyektifitas dan Idealisme dalam Subyektifitas


Pertama saya mengucapkan selamat kepada penulis yang telah mampu mencurahkan semua pemikirannya kedalam tulisan yang berharga ini sehingga telah diterbitkan dalam berbagai media cetak maupun elektronik yang hari ini kita nikmati bersama dalam sebuah buku. Menulis merupakan pekerjaan yang ringan tapi sangat berat.Ringan karena bekerja bisa sambil duduk santai mencorat-coret buku (laptop) dan menyeruput gelas-gelas kopi ditengah kesunyian dan keheningan malam. Berat dalam merangkai kata-kata memaknai butiran-butiran pemikiran, pemahaman dan pengalaman menjadi kalimat-kalimat sarat makna dan tersusun indah berisi.
Penulis dalam keseharian sebagai Aparatur Sipil Negara mampu melihat berbagai persoalan-persoalan birokrasi dan berbagai aspek pendukungnya yang terjadi dalam pelaksanaan roda pemerintahan secara obyektif. Penulis mampu memposisikan diri sebagai orang yang melihat birokrasi dengan segala kelebihan dan kekurangannya walaupun tetap berada didalam birokrasi itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari tulisan-tulisan yang ada dalam buku ini dan sangat sulit dilakukan untuk kalangan umum. Membangun Obyektifitas dan idealisme dalam Subyektifitas tentu membutuhkan kedalaman pemikiran, rasa dan pemahaman sehingga mampu menerobos ruang subyektif.
Menulis dengan gaya bahasa yang sederhana, realistis dan sindiran halus sekaligus menusuk merupakan ciri khas penulis dalam menyusun rangkaian kata demi kata. Kesederhanaan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan namun tetap sistematis dalam alur. Setiap tulisan didasarkan pada realitas-realitas kehidupan birokrasi serta faktor pendukung lainnya yang dapat dilihat dalam kehidupan nyata. Penggunaan bahasa sindiran halus dalam memberikan kritikan sebagai tanda kedalaman pemahaman adat-dan budaya minangkabau (Kearifan Lokal) yang diterjemahkan dalam pelaksanaan birokrasi. Sindiran halus ini jauh lebih menusuk ketimbang bahasa ceplas-ceplos dan sarkas dalam zaman milenial ini.
Menulis, mengkritik dan mensupport jalannya birokrasi tentu memiliki konsekwensi terutama bagi ASN yang dalam keseharian berada dibawah bayangan pimpinan. Ketika tulisan dimaknai sebagai kritikan terhadap jalannya kebijakan tentu memiliki dampak pada pelaksanaan tugas sebagai ASN bahkan posisi dan jabatan, hal ini akan sangat mudah dimamfaatkan oleh pihak lain yang menginginkan posisi dan jabatan yang diduduki. Sebaliknya jika tulisan dimaknai sebagai support terhadap kebijakan tentu akan meraup sejumlah perhatian dan pujian yang bisa membuat kita terkesima dan lupa daratan. Hal ini semua mampu dilalui penulis dengan segala konsekwensi yang diterima sebagai buah dari perpaduan Obyektifitas, idealisme, realitas dan ilmu pengetahuan dalam bingkai rasa (kearifan lokal) dan pemahaman yang mendalam.
Tulisan ini merupakan salah satu sudut pandang dalam kacamata seorang ASN (praktisi birokrasi) dalam melihat realitas birokrasi dan faktor pendukung lainnya. Hal ini melengkapi pandangan kita terhadap birokrasi dan faktor pendukungnya sehingga semakin komprehensif kajian tentang reformasi birokrasi di Indonesia. Tulisan dari praktisi birokrasi seperti ini akan mendorong percepatan reformasi birokasi dari dalam tubuh birokrasi itu sendiri. Tidak banyak praktisi birokrasi yang mampu kekeh berada dalam posisi seperti ini sebut saja DR.Inuh Kencana praktisi birokrasi di IPDN yang menyampaikan sudut pandang birokrasi dari perspektif pendidikan Kepamongan. Pemikiran dari praktisi birokrasi merupakan bahagian political will dari birokrasi itu sendiri dalam melakukan percepatan reformasi birokrasi. Pemikiran ini menegaskan bahwa perubahan paradigma birokrasi sudah menjadi bahagian yang tak bisa di pungkiri dan menjangkiti para birokrat lainnya. Hal ini sedang menjadi tren yang positif bagi perkembangan birokrasi di Indonesia.
Akhir kata saya menyampaikan apresiasi kepada penulis atas terbitnya buku yang sarat makna ini. Semoga ini bermamfaat bagi perkembangan birokrasi di Indonesia.

Jakarta, 25 Juni 2020

DR. Gamawan Fauzi, SH, MM Datuk Rajo Nan Sati
Menteri Dalam Negeri 2009-2014

Tulisan ini adalah Kata Pengantar pada Buku Bang Komar "Menulis Di Saat Jadi PNS"

Share:

Definition List

Unordered List

Support