Media publikasi tulisan-tulisan unik, menarik dan menginspirasi

Kabupaten Agam

Ibu kota dari Kabupaten Agam adalah Lubuk Basung, sebuah kota berstatus kecamatan.

Carito Lapau, Episode 1 : BASAMO MEMBANGUN SUMBAR MADANI

"Ah biaso sajo itu. Dulu paresiden nan kini ko takah itu juo. Indak salasai jadi gubernur, baru duo tahun, alah mancalon presiden", kato si Buyuang Mada.

Omerta, Justice Collaborator dan Mar Yanto

Sehebat-sehebatnya pelaku kejahatan pasti ada jejak/bukti yang tercecer sebagai titik awal penelusuran jejak sehingga mengarah kepada pelaku

Murid-Murid Nyiak Ajuik

Menurut kabar angin, beliau memiliki kemampuan supranatural. Banyak yang percaya bahwa beliau mampu menangkal hujan, ada juga yang meyakini beliau memiliki ilmu pamikek. Bukan ilmu memikat balam atau barabah, tetapi ilmu memikat lawan jenis. Selain ilmu gaib itu, Nyiak Ajuik juga memiliki keahlian dalam ilmu teknik.

Puti Ransani Turun dari Khayangan

Puti Ransani merasa rindu ingin kembali ke Kampung kelahirannya di Maninjau. Banyak hal yang membuat ingin segera pulang

Yang Benar Akan Menang, Yang Tidak Benar Akan Hancur

 "Dengan nama Allah SWT bahwa kita akan tetap menegakkan Kejujuran, Kebenaran.. Keadilan. Yang benar akan tetap menang, yang tidak benar akan tetap hancur", ucap Jenderal A.H. Nasution dengan suara serak penuh keharuan ketika melepas jenazah Pahlawan Revolusi tahun 1965.

Hari ini 55 tahun setelah peristiwa itu, kita masih tetap mengingatnya dan akan terus mengingatkannya pada generasi berikutnya. Bahwa PKI adalah partai terlarang di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan bukan hanya dalam bentuk Partai Politik tetapi yang lebih penting bahwa paham Komunis tidak boleh ada di bangsa kita.

Beberapa alasan mengapa PKI dan Komunisme tidak boleh ada di Indonesia, diantaranya karena paham komunis yang mengingkari adanya Tuhan, Komunis identik dengan tidak berTuhan. PKI juga mengajarkan dan mempraktekkan bagaimana melakukan hasutan dan propaganda kepada lawan politik.

Sedangkan hal tersebut tidak dibenarkan karena bangsa kita sangat religius, menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kejujuran termasuk dalam berpolitik.

Itu salah satu alasan A.H. Nasution mengatakan bahwa atas nama Tuhan, kita (Angkatan Bersenjata) akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran dan keadilan.

Bahkan bagi orang Minang ketika di zaman Orde Baru, PKI diidentikan dengan sifat-sifat jahat dan kurang ajar, tidak sopan atau tidak beradat. Ketika seseorang yang tidak shalat, atau suka menghasut, atau tidak menghargai orang yang lebih tua akan dikatakan sama dengan PKI.

“Parangai ang bantuak PKI!”, ”Ang lah samo jo PKI ko!”. Kata-kata itu disampaikan kepada orang yang perbuatannya tidak baik. Perkataan itu akan diterima sebagai sebuah “nasehat” tanpa merasa dituduh sebagai anggota PKI.

Mungkin saat ini kita tidak mendengar kata-kata itu lagi karena PKI sangat sensitif dibicarakan dan mudah dipolitisir. Jika saat ini ada yang mengatakan kepada kita, “Parangai ang samo jo PKI!’, mungkin kita akan segera melapor ke Polisi.

Berdasarkan sejarah, PKI di Indonesia telah berulang kali melakukan pemberontakan. Tahun 1926, 1945, 1958, 1950 dan terakhir tahun 1965 yang mengakibatkan banyak korban, para jenderal TNI, masyarakat sipil, hingga anggota PKI.

Tetapi setiap paham atau ideologi juga memiliki keterbatasan karena terikat dengan ruang dan waktu. Artinya, sebuah ideologi sangat tergantung dengan kondisi dan situasi di mana ia lahir.

Komunisme misalnya, barangkali hanya cocok dalam konteks masyarakat Eropa abad ke-19, namun tidak lagi cocok di abad ke-20 (Sahlan Hanafiah, Mengenal Idiologi Komunis)

Oleh karenanya, kita juga tidak perlu hidup dengan ketakutan sepanjang kita mempelajari sejarahnya. Kita juga harus selektif dan kritis terhadap informasi-informasi yang bertujuan untuk menghantui kita yang pada akhirnya membodohi.

Jangan pernah lupakan sejarah.

Share:

Mulyadi – Ali Mukhni Akan Menangi Pilgub Sumbar?


Sebanyak 4 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat,  Mulyadi - Ali Mukhni, Nasrul Abit - Indra Catri, Fakhrizal - Genius Umar, dan Mahyeldi - Audy Joinaldy secara resmi telah ditetapkandan diberi nomor urut oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat.

Siapakah yang akan jadi pemenangnya? To the point, berdasarkan sejarah Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat sejak era Reformasi, pasangan nomor urut 1 Mulyadi – Ali Mukhni akan memenangi pemungutan suara direncanakan pada tanggal 9 Desember 2020 nanti. Ada beberapa faktor yang membuat Mulyadi – Ali Mukhni “memenuhi syarat” akan memenangi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat periode 2020-2025.

Pertama, bukan dari Partai Pemenang Pileg sebelumnya. Dari 3 kali Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, 2005, 2010 dan 2015, Partai yang memenangi Pemilihan Legislatif - DPRD Propinsi Sumatera Barat selalu gagal memenangkan Pasangan Calon yang diusung atau didukungnya.

Tahun 2005 merupakan pemilihan yang pertama langsung dipilih oleh rakyat. Terdapat lima pasang kandidat yang bertarung pada Pilgub Sumbar, yaitu Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Bulan Bintang (9 kursi, 16 % dari 55 kursi DPRD), Leonardy Harmainy dan Rusdi Lubis yang diusung Partai Golongan Karya (16 kursi, 29%) Pemenang Pileg, Kapitra Ampera dan Dalimi Abdullah yang diusung Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrat (10 kursi, 18%), Irwan Prayitno dan Ikasuma Hamid yang diusung Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Bintang Reformasi (10 kursi, 18%), serta Jeffrie Geovanie dan Dasman Lanin yang diusung Partai Amanat Nasional (10 kursi, 18%).

Hasil Pemilihan Umum Gubernur Sumatra Barat 2005 dilaksanakan pada 27 Juni 2005, Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Bulan Bintang berhasil memenangi dengan perolehan suara 757.296 atau 41,5 % dari 1.824.614 suara sah.

Tahun 2010 sejarah berulang, seperti tahun 2005 terdapat lima pasang kandidat yang bertarung pada Pilgub Sumbar, yaitu Akademisi UISU, Prof. DR. Ediwarman, SH, M.Hum dan purnawirawan TNI AD, Drs. Husni Hadi dengan diusung koalisi partai maju bersama yang terdiri dari PBB 3 kursi DPRD dan 20 an partai non parlemen. Gubernur petahana dan Bupati Agam petahana, Marlis Rahman dan Aristo Munandar diusung PDI-P dan Partai Golkar (12 kursi, 21 % dari 55 kursi DPRD), .

Anggota DPR-RI dari PKS, Prof. DR. H. Irwan Prayitno dan Bupati Padang Pariaman petahana, Drs. H. Muslim Kasim, MM diusung PKS, Hanura, dan PBR (12 kursi, 21 %) . Direktur PT. Semen Padang, Drs. H. Endang Irzal, MM dan mantan birokrat Drs. Asrul Syukur diusung Partai Demokrat (Pemenan Pileg) dan Gerindra (18 kursi, 32,7%). Wali Kota Padang petahana, DR. H. Fauzi Bahar dan mantan Sekdaprov. Sumbar, Drs. H. Yohannes Dahlan, M.Si diusung PAN dan PPP (10 kursi, 18%).

Hasil Pemilihan Umum Gubernur Sumatra Barat 2010 dimenangkan oleh Prof. DR. H. Irwan Prayitno dan Drs. H. Muslim Kasim, MM diusung PKS, Hanura, dan PBR  dengan perolehan suara 657.763 atau 32,63%  dari 2.027.780 suara sah.

Tahun 2015 sejarah berlanjut, Calon yang didukung Partai Pemenang Pileg kalah dalam Pemilihan Umum Gubernur Sumatra Barat.  Hanya dua pasang kandidat yang bertarung pada pilgub Sumbar 2015, yaitu Petahana Gubernur Prof. DR. H. Irwan Prayitno dan Nasrul Abit yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra (15, 23% dari 65 kursi DPRD) serta Petahana Wakil Gubernur Muslim Kasim dan Fauzi Bahar yang diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Partai Golkar sebagai pemenang Pileg berada dalam barisan pendukung Muslim Kasim – Fauzi Bahar bersama PPP, Demokrat, PKB, PBB dan PKPI (50 kursi, 77 %)

Hasilnya,  Pemilihan Umum Gubernur Sumatra Barat 2015 dimenangkan oleh Prof. DR. H. Irwan Prayitno dan Nasrul Abit, MM yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra  dengan perolehan suara 1.175.858 atau 58,62% dari 2.055.989 suara sah.

Kedua, Gubernur lebih Muda dari Wakilnya. Dari 3 kali Pemilihan Umum Gubernur Sumatra Barat (2005, 2010 dan 2010) yang menang adalah Calon Gubenurnya lebih muda dari Calon Wakil Gubernur. Tahun 2005, Gamawan lebih muda 15 tahun dari Marlis Rahman, tahun 2010 Irwan Prayitno lebih muda 21 tahun dari Muslim Kasim, tahun 2015 Irwan Prayitno lebih muda 9 tahun dari Nasrul Abit.

Direncanakan atau tidak, pada tahun 2020 ini satu-satunya Pasangan yang Calon Gubernurnya lebih muda dari Calon Wakil Gubernurnya hanyalah Mulyadi – Ali Mukhni dimana Mulyadi (57 tahun) lebih muda 7 tahun dari Ali Mukhni (64 tahun). Sementara 3 pasangan calon lainnya Calon Gubernurnya tidak lebih muda dari Calon Wakil Gubernur yaitu Nasrul Abit (66 tahun) - Indra Catri (59 tahun), Mahyeldi Ansharullah (54 tahun) - Audy Joinaldy (37 tahun), Fakhrizal (57 tahun) – Genius Umar (48 tahun)

Ketiga, Wakil Gubernur sebelumya kalah dalam Pemilihan Gubernur. Tahun 2005 adalah pertama kalinya ada paket pasangan Kepala Daerah, Gubernur dan Wakil Gubenur/Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota. Paket Pasangan Kepala Daerah diharapkan saling bekerjasama selama memimpin daerahnya, tetapi hubungan keduanya banyak yang disharmoni. Buktinya, sebagaimana pernah diungkapkan Gamawan Fauzi (Medagri 2005 – 2010) bahwa dari 244 pilkada yang digelar pada 2010, hanya  6,15% kepala daerah dan wakil kepala daerah yang kembali maju bersama. Selebihnya, masing-masing maju sendiri dan bertarung sengit dalam pilkada.

Hal itu juga terjadi dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Barat, tahun 2015 Gubernur petahana Irwan Prayitno bertarung dengan Wakil Gubernur Petahana Muslim Kasim, hasil nya Wakil Gubernur Petahana Muslim kalah. Kekalahan Calon yang pernah jadi  Wakil Gubernur juga dialami Marlis Rahman ketika maju sebagai Calon Gubernur dalam Pemilihan tahun 2010.

Keempat, Birokrat Berpengalaman. Setiap pasangan yang memenangi Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 2005, 2010 dan 2015 salah satunya adalah birokrat berpengalaman apakah sebagai Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah atau pamong/pejabat struktural. Hampir semua Pasangan Calon yang ikut Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 2005, 2010 dan 2015 selalu salah satunya adalah birokrat berpengalaman.

Gamawan Fauzi Gubernur terpilih tahun 2005, merupakan Bupati Solok periode 1995 – 2000 dan periode 2000 – 2005. Muslim Kasim Wakil Gubernur terpilih tahun 2010 merupakan  Bupati Padang Pariaman periode 2000 - 2005 dan periode 2005 – 2010 dan Nasrul Abit Wakil Gubernur terpilih tahun 2015 adalah Wakil Bupati Pesisir Selatan periode 2000 — 2005 dan  Bupati Pesisir Selatan periode 2005 — 2015.

Keempat faktor diatas adalah catatan diatas kertas sejarah masa lalu seperti prediksi ketika akan berlangsung Piala Dunia Sepakbola. Dan Prediksi berdasarkan sejarah tidak selamanya benar ketika sejarah baru terukir. Sebelum tahun 2014, selalu ada yang menyebut bahwa Negara Eropa tidak akan menjadi juara jika Piala Dunia digelar di Benua Amerika. Tahun 2014 sejarah itu berubah ketika Jerman menjadi juara di Brazil.

Berdasarkan keempat faktor tersebut Mulyadi – Ali Mukhni akan melanjutkan sejarah dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Barat. Tetapi sejarah mungkin saja berubah, mungkin partai yang menang Pileg atau mungkin Calon Gubernur yang tidak lebih muda akan memenangi Pilgub Sumbar 2020.

Penulis: Kamaruddin

photo Langgam.id

Share:

Upiak Dongak, Episode 4 : PEMIMPIN PERUBAHAN


Agak kurang lamak badan si Udin Lauak nampaknyo. Hari kini ndak manyilam ka lubuaknyo doh. Nampak malenggang tagak se ka arah kadai Uni Piak Dongak, ndak ado mambao badia lauak jo kacomato manyilam bagai.

Di jalan tasobok jo Apak Midi, pensiunan Kapalo Sikola SMP di Tiku, acok dipanggia: Pak Midi Kapalo sajo, samo anaknyo nan nomor tigo, si Anto. Dek kuliah di jurusan Pendidikan Matematik di UNP Padang, jadi acok dipanggia Anto Matik se lai.

"Hoi Udin, kama agak, batangan kosong sajo", sapo Pak Midi Kapalo

"Hayoihh, sadang maleh mancilam kini, Da. Sadang kurang lamak badan. Ko ka kadai tapi aie rencana. Paralu diagiah soda susu di kandai Uni Piak Dongak nampaknyo", jawek si Udin

"Ado Anto Matik pulo mah, anak kesayangan Papa Kapalo. Sadang libur?", si Udin manambah bahan

"Iyo, Da. Sadang libur", kato si Anto matik

"Uda kiro tadi mambao gariang sajarek, lah lamo ndak manyamba gariang uni waang di rumah", tanyo Pak Midi Kapalo

"Sadang indak da. Dua hari lai lah, ambo antaan ka rumah. Rancak kito maota sambuang minum di kadai tapi aie da. Baa gakti uda"

"Ha buliah.. Buliah. Masuak juo tu. Lah lamo indak. Nah Nto, antaan papa"

Alah melesat pulo inyo batigo ka arah tapi aie. Nan Uni Piak Dongak sadang bagalak-galak samo si Buyuang Mada jo si Maih Baliho di kadai.

"Jadi proyek dari Pasangan C tu lai tetap lanjut kan Maih", tanyo si Buyuang Mada

"Lai. Manyasa ambo mambuang kalender kapatang. Kurang jadinyo untuak dibagikan di mudiak. Talalu baper bana awak. Hahaha"

"Tulah waang, capek ka marabo se", baleh Ni Piak Dongak

Sadang maota tagak, nan batigo tadi sampai di kadai.

"Eh yayai, alah disiko sadonyo. Asalamualaikum lah ciek", semba si Udin

"Waalaikumsalam", hampia sarantak katigonyo manjawek

"Haaa... Baa bakosong tangan ang Din. Ndak ka mancilam hari kini", tanyo so Maih Baliho

"Indak, Maih. Sadang domam bantuaknyo badan den"

"Hoo ado Apak Kapalo ruponyo alah lamo indak mangopi di siko. Baa kaba Uda, lai sehat? Ado si Anto matik bagai, bakawanan bana papa tu kama-kamanyo yo", Uni nan pernah naksir ka Pak Midi di zaman dulu, langsuang agak genit saketek, manyapo Pak Midi Kapalo.

"Alhamdulillah sehat, Piak. Upiak lai sehat kan? Makin bakilek sajo nampak dek uda, sajak lah tingga sorang ko", Pak Midi Kapalo ndak pulo amuah kalah. Basingajo pulo manggili jando kawan lamo inyo, nan lah maningga dua tahun lalu

"Dek doa uda juo, alhamdulillah sehat, da", jaweb Uni Piak sambiang maegang-egang untai kerudungnyo. Antah grogi antah baa

"Syukurlah kalo mantun. Sanang uda mandanga"

Si Anto matik langsuang tumbuah tanduak duo di kapalonyo mancaliak papanyo mulai maleper. Matonyo nyalang, mancaliak langsuang ka muko Pak Midi. Pak Midi kapalo langsuang konek, langsuang batanang mancari tampek duduak. Abis tu maalihan isu

"Jadi pasangan nan nama sajo nan angku karajoan alat peraganyo, Maih. Tadi tadanga Pasangan C dek ambo?", Kacek Pak Midi Kapalo, maalihan isu

"Pasangan A lai dapek mangarajoan baju da, pasanga B dapek Baliho jo Stiker. Nan Pasangan C, dapek bilboard ukuran sadang samo kalender. Alhamdulillah. Lah baganti hp anak ambo jo android nan baru, sunsang nan dari Korea. Lah sibuk TikTokan pulo liau. Nan bini tiok sabanta sabana mandakek taruih kini"

"Hahaha. Alhamdulillah, Maih. Takana dek den, baa kok Pasangan D indak basabuik, atau indak dapek?", baleh Pak Midi Kapalo

"Nan Pasangan D ko nan mottonyo apo ko, da", si Buyuang manyemba tagak

"Apo mottonyo, Maih", dipajalehnyo dek Uni Piak pertanyaan si Buyuang

"Apo yo? Lupo-lupo ingek ambo", jawek si Maih

"PEMIMPIN PERUBAHAN", si Anto Matik manggatuih dari sampiang

"Nah, itu", baleh si Maih

"Pemimpin perubahan baa pulo dek apak tu tu", tanyo si buyuang

"Ambo baru sadar pulo. Mungkin dek Motto iko ko Uda Kapalo, makonnyo ambo alun dapek proyek dari pasangan D ko", semba si Maih Baliho

"Haha baa pulo caritonyo tu? ", tanyo Pak Midi Kapalo

"Dek kato perubahan itu nampaknyo. Awalnyo sempat ado nan mamintak wak mangarajoan. Lalu tibo-tibo malamnyo inyo suruah tahan dulu. Tu paginyo inyo minta batalkan pulo. Alah barubah-rubah se. Sampai kini alun jaleh ujuangnyo lae. Pas bana mah jo kato perubahan tu. Sabanta sajo barubah bisuaknyo", jawek si Maih, manjalehan suduik pandangnyo, mukonyo nampak agak berang-berang tangguang

"Apo tu Maih, nan batua lah. Hahaha. Tapi iyo lah, tasarah dek Maih. Ambo dari tadi kamamasan soda susu, alun juo tapasan. Soda susu lah ciek, ni", si Udin Lauak menyemba pulo

"Ambo iyo pulo, Kopi satangah untuak ambo. Teh Talua untuk anak Ambo nan mahasiswa ko", sambuang Pak Midi Kapalo

Nan lain lah tabao galak. Agak picayo juo jo teori si Maih Baliho nampaknyo. Samantaro Uni Piak bagageh ka bulakang manyiapkan Soda susu. Tibo-tibo, mahasiswa matematik UNP, gata tangannyo, dek disabuiknyo mahasiswa pulo dek papanyo, ingin sato pulo.

"Apak tu salah kalender mah kayaknyo", kato si Anto Matik

"Haaa. Salah kalender baa?", jawek si Buyuang Mada. Nan lain alah malongok lo ka si Anto Matik, penasaran

"Iyo, inyo sangko masih tahun 97/98 juo lae. Masih basorak perubahan. Awak ko butuah perbaikan, itu nan luruih dan tapek. Kalau perubahan ko alun pasti lai, bisa elok bisa pulo makin buruak. Tapi tetap namonyo perubahan. Bunyi-bunyi masih tahun 97/98 bunyinyo. Kini alah 2020. Itu makonyo ambo sabuik salah kalender", si Anto Matik majalehan teorinyo, mukonyo agak serius, bausaho bapaham, bia bangga papanyo

Nan mandanga sadonyo agak taangguak-angguak pulo saketek. Antaro mangarati jo indak.

"Jadi, salah kamar mah apak tu yo, Nto. Awak alah reformasi, alah 20 tahun labiah, nan soraknyo itu se baru. Kadaluarsa namonyo tu ndak", baleh si Buyuang Mada

Nan lain alah sato pulo manjawek lambek-lambek, agak maangguak-angguak

"Iyo iyo iyo iyo. Antah perubahan apo mukasuik beliau yo. Asa ka burabah sajo. Alah takah film kesukaan anak ambo mah da kapalo. Power Ranger. Asa ado lawannyo, nyo berubah", si Udin Lauk alah sato pulo baliak

Tagalak sadonyo.

"Alah macam bunglon tu", kato si Maih Baliho

"Indak itu sajo mah", Uni Piak Dongak baliak dari bulakang, sambiang bao soda susu jo kopi, alah menyemba pulo baliak

"Nan ambo heran pulo samo pasangan D ko. Nan lain mottonyo lai fokus ka Sumbar, eh inyo fokus ka dirinyo surang se. Pemimpin Perubahan. Nan calon pemimpin kan beliau. Aneh pulo, kato anak mudo, rasis bana", Uni Piak Manambahan

"Narsis mungkin Piak", Pak Midi Kapalo maluruihan

"Nah, itu mukasuik ambo da"

"Iyo pulo yo, urang sibuk menyoal Sumbar dek nan dicari pemimpin Sumbar. Nan inyo sibuk jo diri inyo. Pemimpin Perubahan. Tantu nan barubah inyo nanti tu ndak. Barubah tambah kayo, tambah banyak peangnyo, tanahnyo, sawitnyo, gedungnyo, mantun gakti ndak", si Maih manambahan

"Iyo, alah batua uni tu. Narsis namonyo. Dari mottonyo sajo alah nampak nan ditonjolannyo inyo sajo", si buyuang sato pulo manambah-nambah

"Ado ciek lai nan kurang pas setau ambo", kato si Anto Matik, masih ingin manunjuak an kemahasiswaannyo ka papanyo

"Ambo pernah nonton apak tu di tivi. Inyo sabuik giko. Sumbar tu indak punyo SDA doh, jadi pemimpin nantik harus nan mampu melobby Jakarta, bia dapek anggaran labiah banyak tiok tahun", kato si Anto. Wajahe nampak agak ongeh senek

"Lalu baa persoalannyo? ", tanyo si Buyuang Mada

"Jadi baiko. Dari dulu kan Sumbar memang takah tu. Anggaran dari pusat jauah labiah banyak daripado anggaran pendapatan asli daerah. Nah, kalo mantun tawaran apak tu, tantu status quo namonyo, bukan marubah. Malanjutkan sajo nan lamo. Harusnyo inyo menawarkan perubahan, dengan konsep kemandirian anggaran daerah, misalnyo. Bia ndak manjilek ka Jakarta", baleh si Anto Matik

Nan lain ikuik maangguak-angguak

"Jadi, istilahnyo, awak sadonyo ka diajak jadi penggemis ka Jakarta mah yo, nto? ", semba si Udin Lauk

"Kasanyo, mantun kiro-kiro da", jawek si Anto

"Ehem. Rancak juo analisa anak papa mah", Pak Midi icak-icak batuak, sambiang mamuji anaknyo. Lalu maalihan topik, takuik anaknyo talongsong. Maklum mahasiswa kadang-kadang agak kareh setelannyo.

"Alah tu lai. Ndak ka beres maota politik doh. Ancak maota nan lain kito. Atau badomino sajo. Alah lamo indak", kato Pak Midi Kapalo, malanjuikan

"Jadi malah", jawek si Buyuang Mada. Nan lain sato pulo maangguak

Abis tu, si buyuang langsuang buka hp baliak. Takan menu, piliah ikon Facebook. Alah siap-siap nulis status

"Hoi sadonyo. Kok bisuak ka mancucuak pasangan D, ado syaratnyo. Nan partamu, jan lupo dicoblos sambiang direkam di HP. Inyo ko pemimpin perubahan, kok nyampang barubah gambarnyo pas dicoblos, jadi bisa tarekam. Nan kaduo, harus siap-siap pai ka Jakarta, ikuik menggemis anggaran ka Jakarta. Nan alun pernah ka Jakarta, iyo sanang. Tapi alun tantu ongkoih dari sianyo lai. Sagitu sajo info bagalau dulu. Cusss", si buyuang siap mamposting statusnyo. Klik

Alah 15 minik ndak ado nan komen doh. Kato si buyuang dalam hati, iyo barek syarat mancucuak apak ko mah

 

Karya : Ronny P Sasmita


Share:

Carito Lapau, Episode 3 : SUMBAR UNGGUL


Si Maih baliho sadang sanang. Proyek Pilkada rami nan tibo. Baliho, bilboard, baju kaos, pernak-pernik calon, sagalo macam, ndak bapantang disikatnyo dek Si maih. Dek itu Maih Baliho beliau dipanggia urang sakecamatan.

Si Maih baru salasai pasang bilboard ciek untuak calon pasangan C di simpang, lalu si maih singgah ka kadai Uni Piak Dongak, di tapi Batang Kulitan. Taragak bakwan jo kopi ni piak.

"Assalamualaikum, Uni!!!", sapo Si Maih, badantang bunyinyo

"Eh waalaikumsalam. Waang Maih, Kalera takajuik den dek ang", jawek Ni Piak

"Haha.. Iyo ni, taragak ambo jo bakwan uni"

Si Buyuang Mada sadang mancigok-cigok facebook di hpnyo, sato pulo ikuik

"Eh yayai, makin buncik paruik ang Maih. Sabana kanyang dek Pilkada ko mah yo", semba Si Buyuang Mada

"Alhamdulilah Yuang, lai juo manggatuih-gatuih. Nan pantiang berkelanjutan. Haha. Kan iko lo ko"

"Lah pakai kato berkelanjutan pulo angku kini, alah model politisi laweh muncuang pulo"

"Awak maniru-niru sajo, bia keren pulo nampaknyo. Kopi nan kaiyo ko nyo, uni. Mintak lah mbo satangah", kato si Maih

"Haa jadih, Maih", jawek Uni Piak

"Jadi giko ko ni, yuang", si Maih mulai mambuka carito baru

"Ambo sadang mangarajoan Alat peraga Calon Pasangan C koa. Tadi abis masang Bilboard tangguang di Simpang. Iko ado kalendernyo. Kalo uni jo si buyuang amuah, ambo sisiahkan dua", lanjuik si Maih

"Sabana rami proyek si Maih kini. Manyo kalender tu", jawek si Buyuang

"Konyo!! "

"Hoooi mandeh, Calon pasangan C. Mottonyo "SUMBAR UNGGUL". Apo mukasuiknyo ko Maih"

"Ndak mangarati pulo ambo, yuang. Ambo dibayia untuk mangarajaon Alat Peraga tu sajo. Ndak mangarati bagai ndak anti. Hahhaha"

"Hahhaa. Kacau ang mah, Maih. Dek Kato Unggul ko, takana bibit unggul dek wak. Bibit Padi Unggul, Bibit Jaguang unggul, Bibit Ikan Unggul. Hahaha"

"Ndeh, kalo sekedar bibit unggul sajo. Haaa ancak apak tu jadi Kapalo Dinas Pertanian di siko ko lai. Manga lo mancalon Wakil Gubernur bagai. Atau kalo indak, Calon Gubernurnyo tu labiah rancak jadi Kapalo Dinas Perikanan di Kampuangnyo tu. Bia nyo sebar bibit lauk unggul banyak-banyak di tang aia kampuangnyoa tu, kan", Uni Upiak langsuang menyemba sahabis dari dapua mambuek kopi

"Ha tulah Uni, main semba-semba sajo. Ndak paham pangkanyo", baleh di Buyuang Mada

"Paham den. Tadanga dek den ota kalian dari bulakang soal bibit unggul tu nyo"

"Hahaha. Iyo pulo ni. Kalo memang maksuiknyo takah bibit unggul tu, iyo rancak lah jadi kepala dinas se apak baduo tu mah ndak", si Maih lah sato pulo baliak

"Tapi salain bibit unggul ko maih, ambo ingek pulo waktu SMP SMA dulu. Ado kalaih unggul. Dulu nan pandai-pandai, masuak kalaih unggul. Jadi dulu waktu SMP, kami ado 6 lokal saangkatan. Salokal kalaih unggul, limo lae indak. Nan kalaih unggul tu, pas kalaeh tigo diterapanyo. Diambiak dari nan juara satu sampai rangkig limo atau rangking anam, kalau den ndak salah", kato si buyuang, manyampaikan isi kapalonyo

"Mah Kalender tu baliak, den cabiak an. Pinjam sakalian pato, uni. Den rabahan baliak bilboard apak tu", si Maih mandadak naik pitam, sambiang tagak pinggang

"Aaaa dek aaa waang Maih. Basaba. Basaba setek. Apo masalahnyo?", si buyuang mananangan si Maih

"Batanang Maih. Minum lah kopi ko dulu. Itu bakwan masih angek pulo, lasau lah", uni Piak lah cameh pulo, sato pulo mananangan

"Jadi kalau kato Unggul apaktu takah Kelas Unggul waang dulu Yuang, iyo ndak tarimo den. Waang pun harusnyo berang yuang, aden jo waang samo sajo, ndak masuak lokal unggul. Kalo Sumbar ko untuak nan unggul-unggul macam tu, dicurinative namonyo tu, mirip aliran sosis di Jerman dulu tu mah. Babayo tu yuang", si Maih manjalehan, mukonyo merah, ai ludahnyo nan ketek-ketek malantiang-lantiang

"Maih, ndak dicurinative doh, diskriminatif. Ciek lai, ndak sosis doh, tapi rasis", si buyuang maluruihan istilah simaih

"Iyo, itu mukasuik mbo. Memang itu nan mbo sabuik tadi mah. Waang salah danga", si Maih mambela diri

"Jadi malah", jawek si buyuang

"Jan main rabo sajo Maih. Alun tantu mantun lai mukasuiknyo. Gakti ambo, inyo ingin mambuek Sumbar ko Unggul, bukan hanya bakarajo untuak kalangan nan lah unggul, misal kalangan nan lah unggul pitihe, unggul otoe, unggul tanahe, sagalo unggul, tapi juo untuk man alun unggul bia jadi unggul", Uni Piak Dongak mananangan si Maih, sambiang maagiah alternatif lain

"Unggul takah ma mukasuiknyo ni. Untuak mambuek Sumbar Unggul, tantu inyo akan maagiah prioritas ka nan lah unggul-unggul tu, mirip lokal unggul si Maih tadi", si Maih mambela pandapeknyo

"Iyo juo. Misal di tingkek nasional, tantu nan unggul-unggul dibaonyo. Nan indak unggul, anti lah dulu. Tapi indak harus mantun pulo maih. Bisa juo inyo maksudnyo untuk mambuek nan alun unggul jadi unggul. Iyo kan"

"Bisa jadi juo ni. Tapi memang agak tadanga kurang lasuah ditalingo wak istila unggul ko. Agak chauvistik tadanga", si buyuang ikuik pulo manambah suduik pandang

"Chauvinistik ko apo ko yuang, lai ndak sunbarang sabuik ang", jawek ni Piak. Diangguak an pulo dek si Maih

"Semacam raso kedaerahan awak balabiah dibandiang daerah lain, maraso daerah wak labiah unggul dari nan lain. Buruak ujuangnyo. Acok maremehan urang dari daerah lain awak beko. Acok batangka jadinyo", kato si Buyuang Mada

"Ooo mantun. Dapek istilah baru pulo ambo", jawek si Maih Baliho

"Tapi tanyo mbo ciek", Kato uni Piak

"Apo tu, ni", jawek si Buyuang

"Apak tu memangnyo sia, hebaek bananyo bisa mambuek nan indak unggul jadi unggul, atau hebaek bananyo maraso Sumbar ko nyo buek Unggul? Apo keunggulan apak-apak tu?"

"Nan ciek lah pernah duo kali jadi Bupati sakali jadi Wakil Gubernur ni. Nan ciek lai, duo kali jadi Bupati disiko. Selalu unggulnyo dalam pemilihan", jawek si Maih Baliho

"Ooo yo batea tu. Ambo sangko apak-apak ko sukses mambuek rakyeknyo unggul sabalum-sabalumnyo. Kalau hanyo sukses jadi bupati dan wakil gubernur nyeh, itu cacak di ateh kapalo ang sukses pulo jadi cacak sajak lahia. Kapuyuak di bawah barusi waang tu sukses pulo jadi kapuyuak sajak lahia, ndak paralu pakai pemilihan bagai doh", jawek uni Piak, agak tarabo pulo bantuaknyo

"Iyo juo kato Uni", jawek si Buyuang

"Baiko se lah ni, kalo uni ndak namuah Kalender ko ndak baa. Ambo bao se baliak", kato si Maih Baliho

"Iyo, ndak usah lah. Alah banyak bana kalender di siko. Uni pakai kalender dari musajik Sungkai sajolah", jawek ni piak

"Ambo mantun pulo Maih. Alah cukuik kalender dari toko ameh pasa baru se lah di rumah Ambo", kato si Buyuang

"Jadih. Ambo permisi lah dulu. Ambo bao kalender ko baliak. Pitih kopi di dakek galaeh yo ni. Ambo permisi. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam", jawek ni piak sarantak jo si buyuang mada

Suasano agak langang sahabis si Maih Baliho pai. Uni Piak duduak se di bangku dakek si Maih duduak tadi. Si Buyuang tahanok pulo di bangkunyo. Antah apo nan ado di kapalonyo. Antah manyasa ndak masuak lokal unggul dulu antah baa. Tapi ndak lamo abis itu, uni piak samo si buyuang mada samo-samo mancaliak ado nan hanyuk di Batang Kulitan.

"Apo tu yuang", tanyo ni piak

"Antah ni. Sadang bacaliak jaleh ko. Oh itu bantuak kalender tadi nan dek si maih mah ni. Duo pulo nampaknya pas", kato si buyuang

"Oh iyo mah yuang. Alah dibuangnyo pulo dek si maih. Cubo ang caliak ka simpang, kok di bakanyo bilboard nan nyo pasang tu ndak", kato Ni piak

"Biaselah ni. Ndak urusan awak tu doh", baleh si Buyuang

"Iyo pulo yo"

 

Karya : Ronny P Sasmita

Share:

Carito Lapau, Episode 2 : MAMBANGKIK BATANG TARANDAM


"Tadi di jalan nampak dek ambo baliho pasangan cagub B", kato Yuang Mada ka Ni Piak Dongak
"Waang baru tibo alah politik ota ang yuang. Iyo memang mada ang mah. Lah den sabuik, jan maota politik se, beko tumbuah bisua di iduang ang", jawek uni piak Dongak, sambiang mamotong lobak untuak mambuek bakwan
"Tulah dek uni. Ndak wak otaan, ta ota juo, dek aneh-aneh sajo nan nampak dek wak di jalan"
"Aneh baa pulo tu? Kan lai indak maulang kato "Madani" pulo waang baliak. Anti den!!! sakik utak den!!!"
"Indak ni"
"Apo ota tu, ribuik se nampak dek ambo", si Udin Lauak sato pulo menyemba, baru kalua dari lubuak lasek manembak lauak Gariang, mahampia pulo ka kadai uni Piak
"Ndak ka paham bagai waang doh din", jawek si buyuang mada
"Aaa jan mangecek. Manembak gariang labiah sulik daripado mencucuak gambar calon tu mah", baleh si Udin
"Ahay, iyo pulo, iyo batua juo, jadilah. Jadi tadi tu ni, din, ambo caliak di baliho pasangan B, mottonyo Mambangkik Batang Tarandam", kato si buyuang, manjalehan ingatanyo
"Aaa, kamanga pulo apak-apak tu, ka jadi pemimpin atau ka jadi tukang kayu apak-apak tu, batang bagai ka diuruihnyo", semba uni Piak Dongak
"Tu lah uni, uni ndak gaul jo adaik, ndak paham papatah", jawek si Buyuang Mada
"Babayo karajo apak-apak tu tumah, mambangkik batang tarandam. Nan batang ko harus tarandam yuang, uni, kalau batang ndak tarandam, ndak batang namonyo doh. Batang Kulitan, Batang Antokan, sadonyo harus tarandam. Kalo dibangkiknyo tu barang, ma bisa den cari lauak lae. Batea apak tu mah", kato si Udin lauak
"Waang ciek din, lauak ka lauak se utak ang. Ndak paham, ang"
"Jadi baa sabananyo tu, kok iyo waang nan paham", baleh Uni Piak Dongak
"Mambangkik batang tarandam ko ni, papatah Minang ko. Biasonyo untuak urang nan sukses marubah nasib dari urang biaso, atau bansaik, manjadi urang sukses. Biasonyo, kebanyakan dek marantau", si Buyuang Mada manjalehan
"Tu manga namonyo apak-apak tu. Nyo ka manyuksesan daerah tapi nyo marantau. Katonyo ka mancalon gubernur, manga lo marantau?", jawek di Udin Lauk
"Haayolah den lapuak kapalo ang beko din, ndak juo ang paham doh"
"Aa jan cubo-cubo, nan buliah mahawai kapalo den hanyo tukang cukua. Giko selah, jadi baa intinyo"
"Intinyo, apak-apak ko manganggap daerah awak ko sabana "tarandam" ko. Sabana di bawah bana posisi, jadi inyo ingin maangkek"
"Nah kan, lah ka jadi tukang angkek pulo apak-apak tu? Nama nan batua ko, yuang, ka jadi Gubernur atau ka jadi tukang angkek apak-apak tu", uni Piak Manyemba baliak
"Uni lamo-lamo beko den laporan ka tukang las beko, susah bana uni manyambuang. Bukan itu mukasuiknyo. Takah ko selah. Manuruik uni jo ang din, apokah kondisi awak kini sabana tarandam bana? Buruak bana? Di bawah bana? ", tanyo si buyuang mada
"Hmmm. Biaso sajo kalau kato ambo", jawek si Udin
"Samo, ambo pulo biaso sajo rasonyo", Uni Piak manambahan
"Itu masalahnyo dek ambo. Kondisi awak dek biaso ko, dan selalu taruih-manaruih biaso, ndak barubah. Jadi awak lah tabiaso jo nan biaso-biaso ko. Tapi indak tarandam pulo. Rato-rato aie sajo. Jadi batang nama nan dimukasuiknyo dan batang nan nama nan kadibangkiknyo dek apak-apak tu? "
"Iyo pulo mah. Tarandam indak, tapi biaso-biaso sajo. Jadi apo pangana apak-apak tu kok iyo? ", jawek Uni Piak
"Antah lah nyo", jawek di Buyuang Mada
"Nan dek ambo, nan pantiang lauak banyak di Batang Kulitan. Kalau den bao ka pasa, nan mambali banyak, harago masuak. Pitihnyo cukuik untuk mambali bareh jo pakan nasi satiok hari, cukup untuk anak den sikola, mambali buku, mambali pulsa untuk anak den, mambali gincu jo baju tuak bini den, mambayia listrik, bensin, tamasuak rokok sabungkuih sahari. Kok dapek manabuang, rancak bana. Untuak jago-jago dan untuak persiapan anak den bia bisa pulo kuliah di Padang Kota. Abis tamaik, dapek karajo nan rancak. Alah tu", semba si Udin Lauk
"Batua", baleh Uni Piak Dongak
"Iyo lamak iduik ang din. Kini baa?", tanyo Yuang Mada
"Nan kini, iyo biaso sajo, cukuik makan, anak lai pulo bisa sikola, tapi kadang kalau bali buku jo bayia kegiatan iko itu, iyo kadang agak tadangek senek. Kalo gincu jo baju bini, kadang ado kadang indak, tapi ndak talalu dipusiangan bana, bini ambo elok laku. Nan manabuang untuak anak kuliah ko iyo masih jauah wak. Mungkin kalo rasonyo ndak bisa, nan padusi iyo dinikahkan se lai. Nan kilaki suruah cari karajo atau marantau. Itu se. Nan intinyo, hiduik masih biaso sajo, tarandam tantu indak pulo. Samantun baitu, nan masalah sabanyak ko ndak kasalasai doh kalau tanyato "batang" nan diawai dek apak tu. Yakin mbo. Ndak kasalasai"
"Hahaha. Batua juo. Urusan hiduik wak banyak, batang nan nyo uruih yo. Jaka sembung mah"
"Eh eh.. dari tadi nan diotaan kato Batang jo kato Tarandamnyo sajo. Nan kato Mambangkiknyo alun dibahas", disemba dek Uni Piak Baliak
"Iyo yo, batua juo tu", baleh si Udin
"Mambangkik ko asa katonyo "bangkik" mah ni" jaweb si Buyuang
"Iyo. Biasonyo mambangkik kain jamuran kalo alah kariang. Hahaha", kato Uni Piak Dongak
"Di kampuang bini ambo, "bangkik" ko artinyo babaliak gilo. Urang nan sakik jiwa, kadang waras kadang gilo. Nah pas inyo barubah dari waras ka gilo, itu disabuik bangkik di kampuang bini wak", jawek si Udin
"Banyak karajo apak tu mah yo, sagalo nan harus dibangkik, sagalo nan tarandam harus diangkek. Pokoknyo kalo lah "bangkik", kato urang kampuang si Udin, kalo lah "bangkik" apak-apak tu, pasti dicarinyo sagalo batang nan tarandam. Jadi harus kito tunggu inyo "bangkik", abis itu kito suruah nyo manyilam mancari batang tarandam. Mantun kan Yuang? kan Din?"
"Badatak ati mbo iyo, ni", jawek si Udin
"Tarawangan wak mirip-mirip takah tu lah ni", jawek si Buyuang Mada
"Alah tu. Paniang wak dek pulitik ko. Minta lah ambo kopi satangah ni", kato si Udin
"Ambo iyo pulo, ni", sambuang si Buyuang
Uni Piak Dongak langsuang ka bulakang, manyiapan kopi. Si buyuang mada langsuang buka HP, masuak ka menu, lalu nyo klik ikon Facebook. Nyo buek status langsuang
"Pokoknyo, kalau ingin mamiliah apak Cagub-Cawagub B dan ingin mereka baduo sukses, coblos beliau nantik. Abis itu, buek tabek masiang-masiang di sabalah rumah. Masuak an batang nan agak gadang, lalu randam sampai aie tabek panuah. Nanti pas apak calon B tu manang, suruahnyo mambangkik. Ok", si Buyuang Mada langsung mamposting. Klik
Komen pertamu ternyata dari urang sabalah, dari si Udin Lauak, nan lah sibuk lo jo Hp Cinonyo.
"Angkek lah sagalo batang tu. Jan cubo-cubo angkek lauak gariang di Batang Kulitan ko. Awas"
"Kalera ang din, manyampah ang di status den", sorak di Buyuang ka muko si Udin
Inyo tagalak tagang baduo. Lalu kopi tibo

Karya : Ronny P Sasmita

Share:

Carito Lapau, Episode 1 : BASAMO MEMBANGUN SUMBAR MADANI



"Madani ko apo ko yuang", tanyo Ni Piak Dongak, panggaleh bakwan di tapi batang aie Tangkulitan Manggopoh, ka si Buyuang Mada, tukang kaluaan kasiak.
"Antahlah ni, lai pulo nampak dek ambo Calon Bupati mamakai kato Madani ko, antah apo artinyo. Nan tau wak Padang Mardani nyo, sasudah sago arah Pasaman", jawek Buyuang Mada, sasuko atie
"Aaa tulah Yuang. Antahlah, biaselah, ndak jaleh apo mukasuik urang-urang ko apo doh. Takah mangecek ka dindiang urang-urang tu mah", baleh Uni Piak Dongak
"Satuju, ni. Baru ka mulai baru, alah ndak paham awak. Apolagi nanti kalo jadi, dikaluaanyo beko bahaso planet. Awak ndak paham, nan kepeang APBD susuik juo", jawek si Buyuang Mada
"Tantu pulo dek angku APBD bagai yo yuang. Apo APBD tu tu? ", si Uni Piak mambaliak an ka si Buyuang
"Intinyo soal pitih daerah ni. Antah apo lo kapanjangannyo. Ambo lai tau, hanyo sajo ambo lupo kapanjanganyo"
"Nyo lupo, tapi nyo tau. Jan ang puta-puta lo barang tu, yuang. Waang nan kapaniang. Indak tau se jawek, beres urusan. Intinyo urusan pitih rakyaek, pitih kito nan di pamerintah kan"
"Iyo itu bana. Nan pantiang uni paham, itu dulu cukuik. Intinyo kan itu"
"Itu apo ko? "
"Iyo itu"
"Tu kan. Ang puta-puta barang tu. Baa ndak ka paniang"
"Hahaha"
Sadang baputa-puta carito baduo, si Udin Lauk tibo
"Assalamualaikum", kato si Udin, maucap salam
"Nan pantiang salam. Pakaro sumbayang atau indak, itu lain pulo", si Udin Lauak manambahan
"Waalaikumsalam", jawek Uni Piak jo si Buyuang
"Kalera ang ko. Salam yo salam se lah. Ndak usah batambah pulo kicau murai tu", Uni Piak langsuang menyemba umpan si Udin
"Ha.. Iyo ni. Awak kan ka malucu tadi rencana. Nan ado kanai lasek dek uni", jawek si Udin Lauak
"Batua uni tu Din. Salam ko wajib untuak awak nan muslim. Nan sumbayang labiah wajib pulo untuak nan muslim. Duo hal tu. Kok sumbayang atau indak bagai waang, nan salam waang kami jawek", baleh si Buyuang Mada, manyemba pulo
"Iyo iyo. Alah tu. Aden salah mangomel. Nan jaleh, kok indak sumbayang bana, jan cubo-cubo manyabuik kapiau, jan cubo-cubo!! Manggemai kada namonyo tu. Etongannyo bisa panjang", jawek si Udin Lauak
"Ha ha ha. Bato baitu bana. Sia pulo ka manyabuik Udin Lauak Kapia, ndak ado nan barani doh. Walaupun si Udin ko memang sarik bana diajak sumbayang", kato ni Piak Dongak
"Jan buka-buka coki ni", jawek si Udin
"Jadi apo carito tadi, pakai madani-madani bagai tadanga tadi?", si Udin maalihan topik ka carito samulo
"Itu, pasangan Calon A, nan motonyo Basamo Membangun Sumbar Madani", jawek si Buyuang Mada
"Apo artinyo tu Yuang, Ni? Acok tadanga tapi ndak paham ambo. Acok dijua-jua politisi, alah macam iklan indomie. Tapi tetap awak ndak paham", kato si Udin Lauak
"Alah tu din. Ambo alah tutuik buku jo si Buyuang soal madani tu. Angkek tangan sabeleh jo kapalo, kami indak paham. Jadi kito lompekan sajo ka batang aie Tangkulitan", baleh Ni Piak Dongak
"Jadi malah. Tapi Calon A ko dulu waktu katapiliah jadi Walikota, manyabuik indak ka mancalon jadi Gubernur. Baa kini nyo malah sumangaik bana?", tanyo si Udin Lauak
"Iyo bana mantun, Din?", Ni Piak Dongak malah babaliak batanyo
"Ambo batanyo ka Uni, Uni pulo nan batanyo", baleh si Udin
"Iyo, memang takah tu, Din, Ni. Dulu inyo bajanji ka manyalasaian masa tugasnyo sebagai Walikota", si Buyuang mambana an pertanyaan si Udin
"Tu bantuaknyo. Alun apo-apo alah ingkar pulo beliau. Alah tadi gara-gara madani mambuek awak sakik utak. Kini malah awak jadi sakik ati", baleh Uni Piak
"Sakik ati baa pulo uni ko", tanyo si Udin
"Urang kalo kanai kicuah, rato-rato sakik ati. Lai paham waang", kato Uni Piak, agak judes
"Ah biaso sajo itu. Dulu peresiden nan kini ko takah itu juo. Indak salasai jadi gubernur, baru duo tahun, alah mancalon peresiden", kato si Buyuang Mada
"Dek sesamo politisi mungkin biaso. Dek sasamo pangicuah. Tapi takana dek den, apak Calon A ko kan Partainyo balawanan jo Partai Peresiden tu. Baa pulo bisa samo kalakuannyo? ", kato si Udin Lauak
"Memang babeda mereka baduo. Beda pertamu, nan ciek peresiden, man ciek walikota calon gubernur. Beda kaduo, Partainyo indak samo", baleh si Buyuang Mada
"Hahaha. Waang mambela atau baa ko Yuang", jawek ni Piak Dongak
"Indak. Manga urang mangicuah ka wak bela. Urang jujur dan bana nan kawak bela"
"Tu baa mantun jawek waang tadi? "
"Ambo ndak mambela. Tapi ambo memaklumi"
"Memaklumi apo? Bajaleh-jaleh lah"
"Ambo memaklumi bahwa apak Calon A tu memang samo sajo samo politisi nan lain. Ndak babeda. Hahaha"
"Alah baputa-puta pulo waang. Paniang den", baleh Ni Piak
"Kalo ambo baco di koran cabiak, alasan apak tu bahwa itu adalah keinginan Partainyo, makonyo inyo maju", kato si Buyuang Mada
"Batambah jauah mah, Yuang. Sebagai calon, inyo harus mandanga keinginan masyarakaek. Baa pulo patuah ka Partai", Uni Piak manjawek, agak naiak spaningnyo
"Tu lah dek uni. Alah ikar janji, kini Partai pulo nan nyo salahan. Partai Kambiang Itam lah jadinyo namonyo", semba di Udin Lauak
"Hahahaha", si Buyuang jo Uni Piak sarantak galak
"Tapi ado nan agak menarik setek dari pasangan A ko Ni, Yuang", kato si Udin, manabahan bahan
"Apo tu gakti?", tanyo si Buyuang
"Calon wakilnyo sabana Mudo"
"Mudo baa makasuiknyo? "
"Umuanyo mudo, baru 30an tahun"
"Yo bana? Manarik juo tu. Kok bisa baitu, dima dapek dek nyo? "
"Itu, memang mudo. Salain itu, inyo kayo. Paliang kayo di antara lapan urang nan maju"
"Inyo mudo, inyo pulo nan paliang kayo, mantun kan mukasuik ang, Din?"
"Iyo"
"Kalo baitu, ambo pakai teori "Maklum" pulo baliak. Kato anak gaul Jakartanyo, "Oh pantesss", kato so Buyuang
"Ambo kamanyabuik itu pulo tadi tu", kato Ni Piak manambahan
"Lai ndak kadikicuahnyo pulo paja nan mudo jo kayo ko dek apak nan mangicuah tadi tu tu", si Udin manambah angek situasi
"Haaaa.. Antahlah kalo mantun", jawek si Buyuang
"Nan ambo tau, apak tu pandiam. Acok anok pado maota. Mungkin nyo takuik bagunjiang, takuik badoso. Padahal kalo jadi pejabat ko harus banyak mangecek, banyak manjalehan ka masyarakat, tentang berbagai hal nan dikarajaon pemerintahanyo kan?", kato Uni Piak
"Iyo pahanok. Sakali mangecek, inyo ingkari pulo", jawek si Udin, manambah angek pembicaraan
"Hahahaha. Diam-diam memghanyutkan bana mah yo", si Buyuang Mada sato pulo galak
"Alah tu. Tadanga deknyo beko ndak ditambahnyo proyek untuak Si Maih Baliho. Awak nan kanai salah", kato Uni Piak
"Tapi nan calon wakil A ko kasalasai S3 kabanyo, calon Doktor. Kandidat Doktor istilahe di balihonyo tatulih", kato si Buyuang Mada
"Ndak mangarati den, doktor dokter dokar dolar dodol, nan Madani ko jalehan lah ka rakyaek. Percuma se doktar doktor kalo mangecek urang ndak mangarati", kato si Udin Lauak
"Jan kareh bana, Din. Ingek si Maih ndak dapek proyek beko", kato Uni Piak
"Hahahhaha. Kadang-kadang tabao esmosi ambo", jawek si Udin Lauak
"Emosi", kato si Buyuang Mada maluruihan
"Nah, itu", baleh si Udin, sambiang manunjuak ka si Buyuang Mada
"Haaaaa alah tuh, paniang den. Sakik utak den. Ndak usah mengecek politik se lai. Alah tu. Waang ka pasan kopi atau indak Din, kalo indak, minum se lah dek ang kato Madani tu", kato Uni Piak, alah mulai berang nampaknyo
"Tu lah ini. Basaba ni. Iyo ambo pasan kopi. Untuak apo pulo dek ambo madani-madani tu tu. Paham se indak", jawek si Udin
"Main domino batu 14 se kito Din, daripado mauruih Madani, eh mauruih politik", kato si Buyuang
"Ha jadih. Masuak tu"
Uni piak alah ka balakang, mambuek kopi. Samantaro, bagi si Udin Lauak jo si Buyuang Mada, Domino masih labiah menarik daripado bahaso politik yang malangik.


Karya : Ronny P Sasmita
Share:

Definition List

Unordered List

Support