Media publikasi tulisan-tulisan unik, menarik dan menginspirasi

Kabupaten Agam

Ibu kota dari Kabupaten Agam adalah Lubuk Basung, sebuah kota berstatus kecamatan.

Carito Lapau, Episode 1 : BASAMO MEMBANGUN SUMBAR MADANI

"Ah biaso sajo itu. Dulu paresiden nan kini ko takah itu juo. Indak salasai jadi gubernur, baru duo tahun, alah mancalon presiden", kato si Buyuang Mada.

Omerta, Justice Collaborator dan Mar Yanto

Sehebat-sehebatnya pelaku kejahatan pasti ada jejak/bukti yang tercecer sebagai titik awal penelusuran jejak sehingga mengarah kepada pelaku

Murid-Murid Nyiak Ajuik

Menurut kabar angin, beliau memiliki kemampuan supranatural. Banyak yang percaya bahwa beliau mampu menangkal hujan, ada juga yang meyakini beliau memiliki ilmu pamikek. Bukan ilmu memikat balam atau barabah, tetapi ilmu memikat lawan jenis. Selain ilmu gaib itu, Nyiak Ajuik juga memiliki keahlian dalam ilmu teknik.

Puti Ransani Turun dari Khayangan

Puti Ransani merasa rindu ingin kembali ke Kampung kelahirannya di Maninjau. Banyak hal yang membuat ingin segera pulang

Pilkada Jual Kecap


Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tidak sekedar jual jargon yang berisi puja-puji pada diri sendiri. Kami adalah satu-satunya paling berkualitas. Seperti iklan pedagang yang menjual kecap. Semuanya kecap Nomor 1, tidak ada iklan kecap Nomor 2.

Jargon seperti iklan kecap memang sudah tidak asing bagi masyarakat kita. Masyarakat sudah terbiasa mendengar puja-puji dan janji-janji yang seperti itu dan tidak akan menuntutnya kemudian hari. Masyarakat sudah terbiasa mendengar dan melihat langsung kandidat berjanji dan kemudian tidak memenuhinya.

Bagi kandidat jargon adalah media untuk menarik perhatian pemilih sekaligus mensosialisasikan visi misi secara instan. Cara ini cukup efektif membuat masyarakat lebih cepat mengenali kandidat. Jika mendengar jargon, "Kami adalah Superman !!" adalah pasangan A dengan nomor urut 1, "Kami adalah Spiderman !!" adalah pasangan C dengan nomor urut 3,  "Kami Ultraman !!" adalah pasangan B dengan nomor urut 2, dan "Kami Malaikat !!"  adalah pasangan D dengan nomor urut 4.

Jargon ibarat salon yang mempercantik tampilan kandidat dimata publik. Kandidat didandani sesuai jargon yang dipilih, Superman, Spiderman, Ultraman atau Malaikat.

Tampilan-tampilan seperti itu  memang membuat masyarakat bisa membedakan antara kandidat yang ada. Tetapi masyarakat sekaligus juga sulit menentukan mana kandidat yang real atau fake.

Hal itu dikarenakan jargon itu tidak sesuai fakta karena terkesan bombastis dan lebih pada klaim sepihak. Mengaku sebagai Superman tetapi kenyataanya biasa-biasa saja. Mengaku malaikat tetapi kenyataannya banyak sifat jahatnya.

Semua kandidat seakan menjadi "luar biasa", sangat religius, pemurah, murah senyum, santun, mudah akrab. Padahal 2 bulan sebelum ini masih terlihat sifat aslinya yang bertolak belakang.

Menghadapi kondisi yang selalu terjadi setiap momen pemilihan (legislatif maupun Pilkada) bukan berarti kita pasrah dan asal pilih. Kita harus terus mengedukasi masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas.

Semakin besar proporsi pemilih cerdas maka kualitas kandidat juga akan meningkat dan pada gilirannya akan menghasilkan kepada daerah yang berkualitas. Pemilih cerdas sangat menentukan bobot kualitas dan kompetensi pemimpin daerah yang kelak terpilih secara demokratis.

Caranya adalah kemauan bersikap independen dalam arti melepaskan emosional kedaerahan dan paham politik. Dan yang tidak kalah penting adalah menjaga moralitas atau mental dari motivasi pribadi untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari kandidat.

Selanjutnya adalah mau menelusuri rekam jejak dan membandingkan dengan  visi misi yang ditawarkan. Paling mudah memang menelusuri rekam jejak para kandidat yang pernah jadi pejabat. Semua rekamnya jejaknya tersimpan secara digital.

Misalnya Bupati/Walikota yang menjadi kandidat Gubernur/Wakil Gubernur ukuran kesuksesannya bisa dilihat dari faktor keberhasilan pendidikan dan kesehatan didaerahnya. Mengapa pendidikan dan kesehatan? Karena itu adalah prioritas utama pekerjaannya sebagai kepala daerah.

Misalnya, kita tinggal membuka data Badan Pusat Statistik selama dia menjabat. Di bidang pendidikan berapa angka partisipasi sekolah, berapa anak putus sekolah, berapa perbandingan murid dengan guru, bagaimana penyebaran dan pemerataan guru?

Di bidang kesehatan berapa persentase keluhan kesehatan masyarakat, berapa angka kematian bayi, berapa angka kasus gizi buruk, berapa fasilitas kesehatan?

Itu ukuran standar, jika mau lebih detail bisa ditelusuri bagaimana indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan. Apakah masih banyak pungutan/iuran pada usia wajib belajar? Apa pelayanan kesehatan masih mengutamakan administrasi dan prosedur sebelum tindakan medis?

Apakah pelayanan terhadap masyarakat didaerahnya sudah mudah, murah dan cepat? Prestasi dan baiknya pelayanan masyarakat bukan diukur dari piagam-piagam yang tidak terkait kesejahteraan masyarakat utamanya pendidikan dan kesehatan. Sesuatu yang sudah seharusnya dilakukan tidak perlu diberikan perhargaan macam-macam.

Jika jargonnya mengatakan bahwa dia Superman maka tinggal disearching apa saja yang pernah dilakukannya sebelum ini. Semakin tinggi jargonnya semakin tinggi pula tingkat tidak realistisnya. Semakin nyaring  bunyinya, semakin kosong isinya.

 

Kamaruddin

Share:

Definition List

Unordered List

Support