Beberapa
waktu lalu Nagari Pagadih viral karena berita siswa mencari sinyal internet
untuk belajar.
Tadi siang
saya bersama beberapa kawan untuk pertama kali sampai ke Nagari Pagadih,
udaranya terasa sejuk. Yang pertama muncul dalam pikiran saya adalah bahwa jika
daerah itu udaranya sejuk maka tanahnya subur. Tetapi melihat tumbuhan yang ada
muncul rasa heran, tidak banyak tanaman yang tumbuh baik termasuk sayuran
sebagaimana daerah berhawa sejuk lainnya.
Apakah ini
disebabkan karena daerah itu konon mengandung potensi hasil tambang hingga
tanah tidak subur dan tanaman tidak tumbuh baik? Wallahualam.
Berdasarkan
"cerita-cerita" yang sudah lama, daerah dalam garis Suliki (Kab.50
Kota), Pagadih hingga Bamban Koto Tinggi (Palembayan) merupakan daerah yang
mengandung potensi tambang.
Pagadih yang
berbatasan dengan Suliki merupakan daerah mengandung emas. Sementara Bamban
Koto Tinggi mengandung Batu Bara. Cerita-cerita itu sudah saya dengar sejak tahun
80 an ketika masih SMP.
Emas dan
batu bara itu belum dieksploitasi karena "belum masak". Waktu itu
Saya berpikir istilah belum masak sama seperti buah2an yang belum waktunya
dipanen.
Satu hal
lagi yang menjadi catatan perjalanan ke Pagadih adalah Sinyal Internet. Seperti
berita viral sebelumnya tentang siswa mencari sinyal internet, memang sinyal
internet tidak merata sepanjang jalan dari Simpang Pagadih di Pasia Laweh
hingga Kantor Nagari Pagadih.
Beberapa
titik blangspot, tidak ada sinyal sama sekali. Memang di daerah yang viral tempat
siswa mencari sinyal telah berdiri Tower (mobile) milik Telkomsel. Dan
disekitar itu sinyalnya sudah stabil.
Tetapi
setelah itu hingga ke Kantor Wali Nagari Pagadih yang terletak di Kampuang Kubu
Jorong Pagadih Mudiak tidak ada sinyal sama sekali. Tidak bisa menelpon apalagi
internet.
Namun yang
membuat saya heran berikutnya adalah ketika melihat seorang anak sekolah sedang
asyik dengan tablet nya.
"Ada
sinyal dek?", tanya rekan saya.
"Ada
om, tapi pakai wifi", jawabnya.
"Gimana
caranya?", tanya rekan itu selanjutnya.
"Beli
voucher om, ada yg jual..dikedai sana!", jawabnya sambil menunjuk sebuah
rumah.
Begitulah.
Untuk bisa berkomunikasi mempergunakan android kita harus beli voucher seharga
Rp. 5 ribu, kita akan dapat akses internet selama 2 jam. Masa berlaku voucher
seminggu. Mirisnya sinyal itu dijual oleh bukan orang Pagadih.
Begitulah
Pagadih yang saya lihat hari ini. Dalam perjalanan pulang saya berdoa mudah-mudahan
Pagadih segera berubah. Bagaimanapun caranya, bahkan jika memang ada emas di
Pagadih, segeralah dieksploitasi, agar itu bisa merubah Pagadih jauh lebih maju
dan bukan hanya sinyal internetnya.
Lubuk
Basung, 21 Januari 2021
Kamaruddin