Dunia ini penuh kepura-pura an, tipu-tipu dan sandiwara. Kita kadang terlalu lugu percaya bahwa banyak peristiwa terjadi memang itu lah adanya. Tidak sedikitpun terbersit rasa curiga,... jangan-jangan ini sebuah rekayasa, atau ini sebuah konspirasi.
Banyak kita yang terlalu lugu percaya bahwa virus corona sebuah siklus wabah. Bagai sebuah rantai makanan yang menjadi hukum alam. Seperti wabah-wabah yang sebelumnya pernah menghantam peradaban manusia, yaitu wabah kolera, cacar, flu burung dan lain-lain.
Seharusnya, kita tidak boleh terlalu lugu karena mungkin saja ini sebuah rekayasa atau konspirasi demi sebuah bisnis yang menghasilkan banyak uang. Mungkin sengaja virus itu sengaja diciptakan sekaligus dengan obat/vaksinnya. Setelah virus diciptakan kemudian disebar, menunggu hingga benar-benar mewabah, lalu obat/vaksin dimunculkan, dijual....!! Hasilnya.... sangat banyak uang yang berhasil disedot. Puluhan triliun rupiah dianggarkan untuk membeli vaksin.
Seperti halnya menciptakan konflik lalu terjadi Perang, kemudian muncul produksi senjata-senjata baru. Perusahan-perusahan pembuat senjata atau alat perang meraup untung besar, penjualan meningkat, harga saham melonjak drastis. Konflik tak berkesudahan di Timur Tengah menjadi pasar potensial bagi pebisnis senjata dan alat perang.
Sebuah sumber mengungkapkan bahwa pada tahun 2017, jumlah perputaran uang dalam bisnis senjata mencapai Rp.5.800 triliun!!.
Jika dunia ini damai, tidak ada perang maupun konflik maka industri senjata tak mencapai angka sebesar itu.
Juga, seperti permasalahan yang sengaja dibuat untuk kemudian diselesaikan. Tujuannya bisa saja uang, materi atau dalam bentuk lain, jabatan misalnya. Betapa banyak kita lihat orang yang berubah wujud menjadi pahlawan ketika sebuah permasalahan muncul. Tetapi dibaliknya dia juga yang menciptakan dan memunculkan masalah itu. Ibarat tukang sate, dia adalah tukang kipas supaya api itu membara, dan dia juga yang tau kapan mematikannya.
Atau ada yang sengaja membiarkan sebuah konflik membesar, supaya jasanya ketika menyelesaikan terlihat "sangat hebat". Padahal ketika konflik itu masih kecil sudah bisa diselesaikan, tetapi sengaja dibiarkan bahkan sengaja dikipas supaya membesar. Agar kompensasi penyelesaian masalah yang akan dia terima juga besar.
Pernah suatu waktu terjadi konflik antara sebuah perusahaan dengan warga sekitar. Awalnya hanya persoalan " kecil" tetapi kemudian merembet ke persoalan lainnya. Akhirnya datang seorang pahlawan yang menyelesaikan persoalan itu. Dimata publik, di media orang itu terlihat hebat karena persoalan bertahun-tahun selesai ditangan dia. Orang itu memang telah mempunyai reputasi hebat sebagai "tukang dendang".
Tetapi dibalik itu, dengan pihak yang menuntut dia berkonspirasi jika tuntutan diterima agar "jatah" nya juga ada. Kepada pihak yang dituntut dia meminta agar diberikan imbalan jika persoalan ini selesai. Imbalan itu bisa berupa uang, bisa juga berupa lainnya seperti Ruko atau lahan perkebunan.
Atau persoalan sederhananya, seorang tukang jasa jual beli yang menerima imbalan dari penjual maupun pembeli.
Dunia memang banyak tipu-tipu dan ketika kita sudah tahu bersikaplah lugu. Jangan bersikap lugu dan tidak mau tahu.
Selamat siang dunia tipu-tipu.
Lubuk Basung, 26 Juli 2021
0 komentar:
Posting Komentar