Media publikasi tulisan-tulisan unik, menarik dan menginspirasi

Kabupaten Agam

Ibu kota dari Kabupaten Agam adalah Lubuk Basung, sebuah kota berstatus kecamatan.

Carito Lapau, Episode 1 : BASAMO MEMBANGUN SUMBAR MADANI

"Ah biaso sajo itu. Dulu paresiden nan kini ko takah itu juo. Indak salasai jadi gubernur, baru duo tahun, alah mancalon presiden", kato si Buyuang Mada.

Omerta, Justice Collaborator dan Mar Yanto

Sehebat-sehebatnya pelaku kejahatan pasti ada jejak/bukti yang tercecer sebagai titik awal penelusuran jejak sehingga mengarah kepada pelaku

Murid-Murid Nyiak Ajuik

Menurut kabar angin, beliau memiliki kemampuan supranatural. Banyak yang percaya bahwa beliau mampu menangkal hujan, ada juga yang meyakini beliau memiliki ilmu pamikek. Bukan ilmu memikat balam atau barabah, tetapi ilmu memikat lawan jenis. Selain ilmu gaib itu, Nyiak Ajuik juga memiliki keahlian dalam ilmu teknik.

Puti Ransani Turun dari Khayangan

Puti Ransani merasa rindu ingin kembali ke Kampung kelahirannya di Maninjau. Banyak hal yang membuat ingin segera pulang

Uang Korupsi Bau Toilet


Ketika kita pertama kali  memasuki WC atau Toilet yang kotor, akan tercium bau busuknya yang menyengat. Seakan mau muntah, tetapi setelah anda berada didalam beberapa menit, maka baunya menjadi tidak masalah. Apalagi itu hanya satu-satunya WC disitu dan kita sangat kebelet.

Bagi orang yang bersih akan berpikir bahwa cukup sekali itu dia memasuki WC itu, setelahnya ia akan menghindar agar tidak kebelet di wilayah WC itu. Bagi orang yang terbiasa bersih, meskipun WC itu bersih, ia tetap tidak nyaman karena WC tempat buang kotoran. Yang namanya kotoran baunya tidak enak, meskipun itu kotoran sendiri.

Sebaliknya, bagi orang yang bebal, ia tidak akan peduli bau itu. Ia akan selalu memasuki WC itu bahkan disaat tidak kebelet sekalipun. Ia dengan santai dan percaya diri memasuki WC yang sangat bau itu.

Apakah berarti WC itu sudah tidak ada lagi baunya Oh tidak, baunya masih ada, tetapi hidungnya  telah "terbiasa" dengan bau itu. Bahkan ia akan berlagak seperti orang yang sangat bersih walaupun sering memasuki tempat yang kotor.

Begitulah analogi orang yang melakukan Korupsi. Ia sesungguhnya tahu dan sadar melakukan hal yang kotor tetapi tetap melakukannya karena sudah terbiasa. Bahkan ia akan berlagak seperti orang yang sangat religius, taat beribadah, namun tetap melakukan korupsi.

Tulisan ini saya buat sebagai bentuk turut berkecewa cita atas seorang Hakim Agung yang ditetapkan KPK sebagai Tersangka Korupsi. Ia adalah Sudrajad Dimiyati Hakim Agung di Mahkamah Agung!!

Tulisan ini mengambil WC sebagai sorotan karena Hakim Agung yang jadi tersangka itu pernah viral karena melakukan "Lobi di Toilet" sembilan tahun lalu. Waktu itu tahun 2013, ia gagal terpilih jadi Hakim Agung saat voting di DPR padahal ia telah melakukan Lobi kepada seorang anggota DPR di Toilet Gedung DPR RI.

Pada tahun 2014 ia akhirnya terpilih jadi Hakim Agung. Tetapi jabatan yang sangat mulia itu tidak menghilangkan perilaku korup nya. Padahal disetiap sidang ia selalu disapa "Yang Mulia Hakim Agung".

Apakah ini karena dulunya ia pernah melakukan Lobi di Toilet sehingga akhirnya mau melakukan perbuatan kotor sebagaimana bau WC yang kotor. Wallahualam.

Lubuk Basung, 24 September 2022

Share:

Alek Pacah Marapulai Hilang (Pesta Mulai, Pengantin Hilang)


Di suatu kampung seorang lelaki tua berjanggut yang juga Kepala Suku mengumpulkan seluruh anggota sukunya. Setelah seluruh anggota sukunya berkumpul, Kepala Suku yang biasa disebut Mamak Berjanggut tersebut berdiri dan menyampaikan pengumuman.

Atas Hal dan Kewenangan saya sebagai Mamak, sebagai Kepala Suku dengan ini saya menyatakan bahwa pada tahun 2024 Suku kita akan mamparalekan salah seorang kemanakan saya yang bernama si Sampia. Si Sampia adalah Calon Marapulai, sedangkan untuk Anak Daronya diserahkan sepenuh-penuhnya dan seterserahnya kepada si Sampia untuk mencari dan mendapatkannya.

Jika ada yang bertanya kenapa si Sampia dan kenapa belum ada calon Anak Daronya, jawaban saya adalah karena dia adalah kemanakan terbaik dari kemanakan yang baik-baik. Dan dia sudah patut untuk diparalekan!

Setelah menyampaikan pengumuman tersebut, pertemuan besar itu bubar. Sebagian besar anggota suku bergembira dan senang dengan pengumuman tersebut, tetapi sebagian lainnya tidak senang.

Si Sampia memang banyak dikagumi karena penampilan yang gentlemen, tutur katanya yang indah dan nyaring.

Bagaimana pun juga si Sampia bukan lah Calon Marapulai terbaik karena pernah di "PTDH" kan ketika menjadi seorang Patih di Kerajaan.

Selanjutnya, si Sampia juga dianggap tidak konsisten dalam berpendirian, plin-plan. Dulu ia pernah bersumpah bahwa jika Induk Semangnya  (yang lama) baralek maka ia tidak akan baralek pula di tahun yang sama. Tetapi saat ini sumpah itu dilanggarnya karena induk Semangnya yang lama sudah duluan mengatakan akan ikut baralek di tahun 2024.

"Mamak ndak beres!!", Ucap seorang anggota suku ketika pertemuan telah bubar. "Entah siapa yang akan calon Anak Daronya, sudah diumumkan akan memparalek an si Sampia", sambungnya setelah menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

"Iya, bertele saja kerja mamak kita itu, siapa pula yang akan berani mengusulkan kemenakannya jadi Calon Anak Dari untuk disandingkan dengan si Sampia!", timpal kawannya yang duduk di sudut kedai.

" Maksud engku?, bukan kah si Sampia itu lelaki tampan, sekarang sudah diangkat jadi Kemenakan oleh Mamak kita yang juragan itu!,

"Mamak itu kan pitihnya sayuik, kekayaannya tanggung. Dia tidak bisa menghantar si Sampia sampai duduk di pelaminan karena butuh biaya yang sangat besar.

Dia harus meminta bantuan kepada juragan-juragan yang lain, minimal harus ada 2 orang juragan yang memodalinya.

Sekarang, yang digosipkan dekat dengan Mamak berjanggut itu kan ada 2 juragan tetapi keduanya tidak akan mau membantu secara cuma-cuma. Yang satu mau membantu tetapi dengan syarat anaknya yang akan jadi Anak Daronya. Tetapi biaya untuk baralek gadang masih belum cukup.

Juragan yang satunya lagi, tidak jelas apa maunya.  Makanya cita-cita mamak berjanggut untuk memparalek an si Sampia akan sulit terwujud.

Sebagai anak kemenakan Mamak Berjanggut kita prihatin dan khawatir apa yang disampaikan mamak akan menjadi Prank nantinya. Calon Marapulai tidak mendapatkan Calon Anak Daro, atau kalaupun dapat tetapi biaya Alek tidak cukup. Si Sampia tidak jadi duduk di pelaminan.

Sama lah itu kejadian dengan yang ada di lagu Minang, Alek Pacah Anak Daro Hilang.

Kalau itu yang terjadi maka buruk menung Mamak Berjanggut dan si Sampia. Kasihan.


Lubuk Basung, 6 Oktober 2022

Share:

Mental Korupsi


Dua tahun lalu ketika wabah Covid melanda negeri ini, saya menyebut bahwa menyalurkan bantuan Covid itu adalah perjuangan.

Tidak mudah untuk menyalurkan bantuan kepada orang yang tepat dan benar-benar membutuhkan. Lagipula bantuan yang disalurkan jumlahnya tidak seberapa untuk orang-orang yang berkecukupan.

Tetapi dibalik semua itu, setelah badai Covid berlalu ternyata banyak kasus penyalahgunaan dana bantuan Covid-19. Silakan cari Google, akan muncul puluhan berita tentang penyalahgunaan dana bantuan Covid-19.

Jika penyaluran bantuan Covid-19 disebut perjuangan, maka penyalahgunaan dana bantuan Covid-19 pantas disebut Bermentak Kurang Sehat, jahiliyah, tidak bermoral dll.

Dana bantuan disalahgunakan, ditilap, dikorupsi untuk keperluan pribadi, dimakan bersama isteri, anak dan keluarganya. Zalim, membahagiakan keluarga dengan uang korupsi! Dengan ketawa-ketawa menikmati uang bantuan yang seharusnya disalurkan pada orang yang membutuhkan.

Janganlah berlagak hebat ketika berhasil memakan uang bantuan tanpa diketahui. Mungkin manusia, mungkin aparat hukum luput untuk mengetahui tetapi hati kecil anda akan berkata bahwa anda salah!

Anda boleh berlagak alim dan menunaikan semua kewajiban agama tetapi itu tidak akan mampu menutupi pekerjaan zalim yang Anda lakukan.

Anda boleh berpangkat tinggi, berjabatan mentereng tetapi selama pikirannya masih berorientasi maling, anda layak disebut tidak sehat mental. Menampakan kekuasaan dengan kekuatan uang, mempertahankan kekuasaan dengan uang menandakan lemahnya mental keimanan dan kejujuran.

 

Jangan korupsi, sehatkan mental Anda!

Share:

Cuki Si Bolon


Cerita "Sagun-sagun Rasa Garam" adalah titik awal dari terbukanya "cuki" Si Bolon.

Si Bolon langsung dianggap Hebat karena berhasil mengungkap beberapa kasus perdagangan gelap. Banyak puja dan puji diterima si Bolon dari berbagai kalangan. Si Bolon dianggap sebagai Calon Pemimpin Opas masa depan.

Karir si Bolon semenjak menjadi Opas memang cemerlang. Si Bolon selalu mendapat promosi jabatan. Mulai dari petugas piket, promosi menjadi pengawal pribadi, promosi lagi jadi ajudan hingga terakhir menjadi Komandan Bataliyon.

Si Bolon memang pandai berinduk semang. Semua yang menjadi atasan si Bolon  selalu dibuat senang. Semua perintah dilaksanakan dan semua tugas dikerjakan. Si Bolon tidak pernah membantah, dia selalu samiakna waatakna.

Ilmu itu diperoleh si Bolon ketika masih menjadi stokar atau kenek Oto bus antar kota antar propinsi.

Si Bolon setiap saat bekerja dengan baik, mencek ban, rem, air radiator dan lain-lain. Dalam perjalanan bus, si Bolon selalu siap siaga, jika di pendakian dia sudah mempersiapkan ganjar jika sewaktu-waktu bus mogok.

Kembali ke karir si Bolon saat ini hingga tersangkut kasus Sagun-sagun. Pada awalnya banyak yang tidak percaya si Bolon terlibat karena rekam jejak karirnya yang cemerlang.

Tetapi dalam persidangan Kode Etik Opas akhirnya semua terbongkar, termasuk kelicikan si Bolon. Ternyata si Bolon memang hanya pandai "baminyak aia", sejatinya si Bolon suka "mamatah" atau korupsi.

Selama ini si Bolon sering mengicuh atasannya. Dia dianggap hebat karena selama memungut uang keamanan sering berhasil melampaui target. Hal itu tentu membuat  atasannya bangga dan senang.

Tetapi sesungguhnya semua itu akal-akalan si Bolon. Dia ternyata menurunkan target dari yang seharusnya. Misalnya target yang realistis 100 dia turunkan jadi 50. Tentu saja itu sangat mudah dicapai Bahkan dilampaui.

Bahkan si Bolon sering "mangapik-ngapik kapalo Harimau" menjual nama atasan untuk menggaham pihak lain. Misalnya, selain memungut uang keamanan yang resmi dia juga meminta sumbangan dan upeti lainnya.

Dan uang-uang itu, yang seharusnya disetorkan dan diketahui atasannya ternyata telah dikorupsinya terlebih dahulu. Uang yang terkumpul  sebenarnya 1000 tetapi yang dia setor dan laporkan hanya 500.

Salah seorang saksi mengatakan bahwa dia rutin didatangi si Bolon untuk memungut uang keamanan dan sekaligus juga dimintai sumbangan. Oleh si Bolon sumbangan itu dikatakan adalah perintah atasannya. Saksi akhirnya memberikan sumbangan itu kepada si Bolon supaya relasinya dengan atasan si Bolon tetap terjalin baik.

Tetapi ternyata sumbangan itu tidak pernah sampai ke atasan si Bolon, karena telah dia sikat sendiri. Itu terungkap ketika saksi dikinfrontasi dengan atasan si Bolon. Atasan si Bolon mengaku tidak pernah menyuruh meminta sumbangan apalagi menerima sumbangan.

Akibat kesalahan tersebut, akhirnya Sidang Kode Etik menyatakan bahwa si Bolon terbukti bersalah " Pertama, si Bolon Mamatah Uang Keamanan, Kedua, Menjual-jual nama Atasan untuk Kepentingan Pribadi, Ketiga, Melakukan Pungli dan memakan sendiri Uang Pungli"

Atas kesalahan-kesalahan tersebut si Bolon dijatuhi Sanksi yaitu "Dikeluarkan dari Kesatuan Opas sampai waktu yang tidak ditentukan".

 

... bersambung

Share:

Sagun-sagun Rasa Garam


Sore itu Ujang Panik akan menikmati Sagun-sagun yang baru dibelinya dari Pedagang di Pasar Gelap. Untuk mendapatkan sagun-sagun bukan perkara mudah, apalagi harganya sangat mahal.

Di kampung Ujang Panik berlaku aturan bahwa Sagun-sagun merupakan barang terlarang dikonsumsi dan diperdagangkan. Sagun-sagun dilarang karena siapapun yang mengkomsumsinya akan membuat orang itu sukat tidur dan pemalas.

Tetapi baru mencicipi satu sendok Ujang Panik merasa aneh dengan rasa Sagun-sagun itu yang tidak seperti biasa.

Ada rasa asin-asinnya, dia mulai curiga apalagi setelah menghabiskan satu porsi. Tidak ada perubahan apapun yang dirasakan kecuali rasa asin itu yang masih membekas di mulutnya.

Dia lantas mengambil lagi satu bungkus yang rencananya akan dikonsumsi minggu depan.

Kemudian dia membuka bungkus itu dan memperhatikan butiran-butiran halus bening itu. Dia lantas mengambil salah satu butiran yang agak besar dan mencicipinya.

"Asin! ini garam, sialan!", Ujang Panik mengumpat sambil meludah. Ternyata Sagun-sagun yang dia beli telah dioplos dengan garam.

Diam-diam kemudian dia menelpon dan melaporkan pedagang sagun-sagun tersebut ke Opas atau petugas keamanan. Setelah menelpon dia membuang handphonenya.

Sebulan kemudian Ujang Panik menyaksikan berita heboh di televisi. Seorang Opas berpangkat tinggi yang juga Komandan Wilayah ditangkap karena menjual barang bukti hasil tangkapan kepada Toke atau Bandar. Barang bukti yang disita sebanyak 3,7 kg dan yang sudah dijual sebanyak 6,3 kg.

Komandan Opas yang bernama Tuangku Sati itu sangat terkenal karena beberapa bulan lalu berhasil menggagalkan perdagangan Sagun-sagun sebanyak 50 kg. Karena keberhasilan itu Tuangku Sati banyak mendapatkan pujian.

Dari hasil penyelidikan Komandan Opas Tuangku Sati ternyata berperan sebagai aktor peredaran barang terlarang tersebut. Dia yang pertama sekali punya ide dan memerintahkan anak buahnya si Bolon untuk menggelapkan sebagian barang bukti hasil tangkapan 50 kg sagun-sagun. Bolon sebagai anak buah yang diperintah lalu mengambil 5 Kg barang bukti dan menggantinya dengan 5 kg garam. 5 kg sagun-sagun tersebut lalu disimpan dirumahnya.

Sagun-sagun yang disimpan bukan sembarang sagun-sagun, harganya sangat mahal. Sekilo sagun sagun harganya mencapai 2 miliar.

Setelah beberapa minggu si Bolon mendapat perintah dari Tuangku Sati untuk segera menjual barang yang 5 kg tersebut. Hasil penjualan barang tersebut akan dibagi dengan porsi 2/3 untuk Komandan, dan 1/3 untuk anak buah.

Si Bolon langsung melaksanakan perintah Tuangku Sati. Tetapi sebelum menjual barang tersebut, tanpa sepengetahuan Tuangku Sati, dia terlebih dulu mengoplos barang tersebut dengan garam sehingga beratnya menjadi 10 kg. Dengan tujuan agar mendapat uang hasil penjualan lebih banyak.

Setelah menjual sebagian tersebut menjual sebagian sagun-sagun tersebut si Bolon langsung menyerahkan uang hasil penjualannya kepada Tuangku Sati.

Total dia sudah menjual 6,7 kg sagun-sagun. Hingga suatu ketika dia didatangi Tim Opas Pusat dan menangkapnya. Dalam kejahatan tersebut dari tangan Tuangku disita uang hasil penjualan sagun-sagun sebesar 2,38 miliar dan dari si Bolon sebesar 11,02 miliar.

Melihat siaran TV itu, Si Ujang Panik bercarut sambil tertawa, "si Bolon kalera, bukan awak saja yang dikicuhnya, kumandannya pun kena kicuh, dicampur nya sagun-sagun itu dengan garam!

Kaleraa!!

 

Lubuk Basung, 14 Oktober 2022

Share:

Definition List

Unordered List

Support